Senin, 24 Desember 2012

Mudahkah Mendirikan Grup Band?

Jumlah grup band di tanah air ini kalau dihitung semua bakal tidak kurang dari 10.000 grup. Betapa tidak, di beberapa kota besar mulai timbul grup-grup musik dengan latar pendidikan pemusiknya masih duduk di sekolah dasar. Belum lagi yang SMP, SMU, Mahasiswa, karyawan perkantoran swasta/negeri, masing-masing sekolah, kampus dan perkantoran bermunculan grup-grup baru dengan berbagai jenis aliran musik seperti hardcore, slow rock, rock alternatif, reggae, jazz, pop, pop alternatif, dan pop kreatif. 

Fenomena ini terus bergulir, bak mati satu tumbuh seribu, banyak grup yang bubar, lebih banyak lagi yang muncul. Hal ini belum ditambah yang bervisi lebih serius bahkan dengan berdarah-darah ingin mencapai mimpinya menjadi grup band papan atas bangsa kita tercinta ini. Memang bukan tidak mungkin, sebab semua grup papan atas juga berawal seperti halnya diatas. Namun yang jelas bermusik (berkesenian) tidaklah gampang ! Baca artikel “Etika & Estetika Bermusik” di posting saya yang lain. Bagi grup-grup baru atau yang baru rencana membentuk grup, jangan hiraukan judul artikel diatas bila setidaknya mau mengikuti langkah-langkah uraian berikut ini. 
1. Bergabung kedalam sebuah grup band yang sudah ada atau memilih personil-personil grup yang kamu inginkan sendiri. Dalam hal ini cenderung yang sudah dikenal. Tidaklah semudah membalik telapak tangan dalam hal memilih pemain dari orang-orang yang kita kenal. Tidak sedikit yang seperti ini akhirnya bubar atau setidaknya masih belum juga tercapai cita-citanya untuk menjadi band besar walau sudah bertahun-tahun lamanya. Kelompok bermain musik tidaklah sama dengan kelompok yang hanya mengandalkan kebersamaan, lebih dari itu. Tiap personil harus berkemampuan cukup (skill) dalam memainkan musiknya, harus bisa mengelolah ego-nya, harus sinergi dalam setiap pengambilan keputusan, disiplin akan hal apapun terutama dalam hal disiplin waktu, percaya diri, tidak sombong, kreatif, dan yang penting sekali adalah totalitas dan mau untuk diarahkan oleh orang lain. Tidak sedikit grup band yang solid namun karyanya tidak pernah bisa diterima oleh masyarakat kebanyakan. Hal ini disebabkan oleh sikap tertutup/egoisme yang tinggi dari personil-personilnya, sehingga pembenaran-pembenaran terus terjadi tanpa menggubris sedikitpun kritikan yang ada. 
2. Nama grup band kamu mesti unik, sebisa mungkin mudah diingat serta selaras dengan warna musik kamu. Dan jangan lupa buatlah logonya. 
3. Tempat berlatih (rehearsal studio) sebaiknya cari yang senyaman mungkin, baik dari sisi harmoni akustik suara maupun dari sisi kenyamanan psikis. Terlebih kalau mempunyai studio pribadi. 
4. Libatkan beberapa orang untuk hadir pada saat grup berlatih. Bukan pacar, bukan teman jogging, namun pilihlah orang yang telah lama terjun di dunia musik, khususnya dunia industri musik sebagai pengamat setiap aktivitas grup, terlebih jika dia mampu memberi saran yang jitu dan realistis. 
5. Berlatihlah yang terarah dan konsisten, semakin sering semakin baik. Namun latihan secara personal juga tidak bisa dikesampingkan. Jangan sekali-kali kamu datang ke tempat latihan dalam kondisi tidak/kurang siap akan materi yang akan dilatih bersama. Ingat, latihan bersama hanya untuk menyelaraskan materi lagu dan batin antar personil. 
6. Berkaryalah dengan sebanyak mungkin mencipta lagu. Buatlah lagu yang fresh, unik dan sesuai dengan kemampuan para personilnya terutama sang vokalis. Jangan menjiplak karya orang lain, justru akan menyulitkan grupmu sendiri tatkala harus di publikasikan. Grupmu dianggap tidak segar/baru dan daya magnetisnya lemah karena sudah dibuat oleh grup yang kamu jiplak. Namun kalau dijadikan referensi, sebaiknya sebanyak mungkin mendengarkan karya orang lain dan yang sewarna tentunya. Dengan kata lain, influence dari karya orang sih sah-sah saja. 
7. Dengan influence dari karya orang, buatlah lebih berkarakter dan lebih menarik dari referensinya. Jika perlu, libatkan orang lain yang paham akan musik untuk berpendapat tentang struktur dan warna lagumu. 
8. Dalam membuat lirik lagu jangan sekedar mengikuti trend. Buatlah yang unik dan sederhana, dengan bahasa sehari-hari namun tidak mengurangi kualitas lirik secara keseluruhan. Sisipkan kata-kata yang menarik perhatian. Dalam hal tema, tuangkan dari kejadian riil saat ini. Jangan terlalu sering mengulang kata yang sama, kecuali untuk memperkuat tema lagu tersebut, umumnya di tempatkan pada fungsi reff (reffrain). Perkirakan bahwa orang lain yang mendengar lagu tersebut akan mudah terbawa emosinya oleh alur liriknya. 
9. Judul lagu diperjuangkan semenarik mungkin. Buatlah orang lain penasaran untuk menelaah liriknya ketika membaca judul lagumu. 
10. Buatlah proposal penawaran untuk pentas pada acara-acara pertunjukan musik dengan skala kecil dulu. Lagu yang dibawakan jangan melulu lagunya orang lain, cobalah 2-3 lagu karya sendiri juga di tampilkan. Setiap selesai pentas, buatlah catatan evaluasi untuk di perbaiki pada pementasan berikutnya. Akan lebih baik bila pentas grupmu selalu ada dokumentasi berupa video dan audio guna analisa detilnya. Bila grup bandmu sudah mulai sering pentas, sebaiknya datanya di lengkapi grafik perkembangan, baik kuantitas maupun kualitasnya. 
11. Pilihlah seorang manajer untuk mengatur semua aktivitas bandmu yang mulai padat. Angkat satu orang dulu sebelum menambah fungsi yang lain. Tugas manajer band yang paling sederhana adalah mengatur jadual latihan, jadual pentas, mengatur keuangan, mengajukan proposal ke berbagai acara, mencatat semua aktivitas masing-masing personil band. Dengan berdasar pada faktor kebutuhan, dengan peningkatan aktivitas grup, sangat mungkin untuk menambah satu atau beberapa orang lagi untuk bergabung di manajemen grup band kamu. 
12. Buatlah komunitas untuk mendukung band kamu disamping bergabung dengan beberapa komunitas musik di kotamu. Ajaklah mereka brainstorming akan eksistensi band kamu, paling tidak dua minggu sekali. Banyak informasi yang bisa kamu dapat dari mereka dan umumnya mereka akan ikut mempromosikan band kamu ke teman-temannya yang lain. 
13. Manfaatkan jaringan internet untuk menyebar luaskan kiprah band kamu. Gabunglah dengan beberapa portal, blog dan lainnya, serahkan tugas seperti ini pada manajemen band kamu. 
14. Band kamu juga harus mempunyai gaya yang beda dengan grup-grup lain sewaktu band kamu lagi pentas. Kostum yang dipakaipun juga perlu diperhatikan. 
15. Mulailah mendokumentasikan lagu-lagu ciptaan band kamu di studio rekaman (recording studio) yang memadai. Buatlah aransemen yang sederhana saja namun jelas dan kuat akan tema nada-nadanya. Ide memang tidak ada batasnya, jadi jangan terlalu mengumbar ide sehingga lagumu jadi terlalu berat atau rumit/ribut. Aspek penghayatan sangatlah penting di aktivitas ini, sebab energi setiap pemain akan tersalur ke dalam lagu saat proses recording. Bila belum biasa, hindari proses perekaman lebih dari satu lagu dalam hari yang sama, hal ini guna menghindari kesamaan feel antara lagu satu dengan lagu yang lainnya. Warna lagu band kamu tidaklah lepas dari sound-sound yang ditetapkan, usahakan sound-sound tersebut mempunyai keunikan atau berbeda dengan band yang sudah ada. Saat proses mixing, band kamu mesti terlibat untuk mengontrol sejauh mana sudah sesuai dengan keinginan band kamu atau belum. Namun pada umumnya, seorang pe-mixing yang berpengalaman, akan paham dengan apa-apa yang di harapkan band kamu. Dan yang terakhir adalah proses mastering, sebaiknya kamu percayakan saja pada ahlinya. 
16. Ajukan lagu kamu ke radio-radio yang sekiranya mau menerima lagu-lagu grup band pemula. Serahkan 2-3 lagu beserta profil band kamu dan usahakan juga penawaran untuk mengisi acara interview atau interaktif show secara on-air. Alangkah baiknya bila hasil mastering tersebut kamu kemas dalam bentuk CD beserta sampulnya, untuk dititip jualkan kepada pihak radio. 
17. Surat kabar lokal, terlebih yang mempunyai area nasional seyogyanya memuat tentang seputar band kamu, jangan lupa menyertakan foto grup. 
18. Bersikaplah optimis pada waktu proses pengenalan dan penambahan jam terbang band kamu. Jangan down ketika animo masyarakat terasa dingin, terus maju. Yang terpenting selalu adakan evaluasi rutin untuk mendapatkan terobosan atau strategi baru guna mendongkrak popularitas band kamu. 
19. Buatlah beberapa proposal untuk diajukan ke pihak label dan sertakan pula lagu-lagu yang sudah mulai dikenal masyarakat luas. Di tahap ini band kamu plus manajemen harus berani ambil resiko untuk ditolak mentah-mentah, tidak digubris dan bla bla bla, bahkan ada label yang selalu mengajukan sekian rupiah yang harus disediakan oleh pihak band. Bila itu terjadi, sekali lagi jangan nge-drop, sambil tanya kanan- kiri-introspeksi, terus ajukan ke label-label lainnya. Smiling face gitulah. Hal dana operasionalnya bagaimana? memang masalah ini sudah menjadi tradisi, hal ini tidak akan menjadi beban berat bila dipahami disetiap pengeluaran ongkos operasional adalah investasi. 
20. Hati-hati dengan intilah Band Indie. Band ini bukanlah sikap anti industri, lebih pada bentuk perlawanan kepada pihak industri yang tetap tidak bersedia menampungnya walaupun band tersebut sudah sangat banyak penggemarnya. Band indie adalah band dengan warna musik yang tidak popular (tidak lagi trend berdasar kebanyakan orang), tema yang diangkatpun tidak popular, namun mampu membuat banyak penggemar menjadi tergila-gila olehnya. Jadi bila band kamu masih dijalur band popular dan tiada satupun label resmi maupun pihak yang menamakan dirinya dengan istilah indilabel yang tertarik, maka sebaiknya mengambil langkah produksi sendiri, yang tentunya kamu mesti melibatkan seorang investor yang bakal membiayai itu semua, syukur-syukur sampai tahap distribusi dan promosi, baik itu media teve maupun promo pertunjukan outdoor. Yang terpenting, kemungkinan ini diambil bila kamu dapat memastikan bahwa band kamu bakal booming. Bila menyoal tentang Indilabel yang ada di Indonesia, mereka lebih banyak menampung grup-grup yang tidak diterima pihak label resmi, tepatnya label besar. Sementara perilaku usahanya masih teridentifikasi sama dengan yang mereka sebut industri (label besar). 
21. Terakhir. Grup band akan selalu dihadapkan pilihan dalam meniti karirnya, antara lain : Popularitas? Uang? atau pilihan ideal, yakni Keduanya?. Silahkan memilih sendiri, dimana masing-masing mempunyai resiko postif dan resiko negatif yang sama. Namun yang lebih penting adalah jangan takut untuk mengambil resiko ! (AM)
Read more...

Kamis, 20 Desember 2012

200 GITARIS TOP DUNIA

Dekade 50an : Chuck Berry, Bo Diddley, Mickey "Guitar" Baker, Scotty Moore,Lowman Pauling, Cliff Gallup, James Burton, Eddie Cochran, Link Wray, dan Carl Perkins Dekade 60an : muncul nama-nama baru yang memberi warna baru yaitu Jimi Hendrix, Eric Clapton, Jeff Beck, Frank Zappa, Keith Richards, Peter Green, Pete Townshend, Dave Davies, Steve Cropper, dan George Harrison. Dekade 70an : Jimmy Page, Richie Blackmore, David Glimour, Duane Allman, Brian May, Carlos Santana, Tony Iommi, Angus Young, Ry Cooder, dan Mick Ronson. Dekade 80an : Eddie Van Halen, Stevie Ray Vaughan, Joe Satriani, Steve Vai, Yngwie Malmsteen, Randy Rhoads, Eric Johnson, Paul Gilbert, Steve Morse, dan Jason Becker. Dekade 90an : John Petrucci, Kenny Wayne Sheperd, Tom Morello, Buckethead, Marty Friedman, Zakk Wylde, Vito Bratta, Dimebag Darrell, Mike McCready, dan Jerry Cantrell. Daftar 200 Giitaris top dunia sepanjang masa : 1. Jimi Hendrix - Jimi Hendrix Experience 2. Eric Clapton - Yardbirds, Cream, Derek & The Dominos, Solo 3. Jimmy Page - Yardbirds, Led Zeppelin, The Firm 4. Jeff Beck - Yardbirds, Jeff Beck Group, Solo 5. Eddie Van Halen - Van Halen 6. Stevie Ray Vaughan* - Stevie Ray Vaughan & Double Trouble 7. Joe Satriani - Solo 8. Ritchie Blackmore - Deep Purple, Rainbow, Blackmores Night 9. Steve Vai - David Lee Roth, Whitesnake, Solo 10. David Gilmour - Pink Floyd, Solo 11. John Petrucci - Dream Theater, Liquid Tension Experiment 12. Randy Rhoads* - Quiet Riot, Ozzy 13. Allan Holdsworth - Solo 14. Paul Gilbert - Mr. Big, Racer X, Solo 15. Yngwie Malmsteen - Rising Force, Solo 16. Phil Keaggy - Glass Harp, Solo 17. Jason Becker - Cacophony, David Lee Roth Band, Solo 18. John Mclaughlin- Mahavishnu Orchestra 19. Duane Allman* - Allman Brothers Band, Derek & the Dominos 20. Chuck Berry - Solo 21. Eric Johnson - Solo 22. Steve Howe - Yes, Solo 23. Neal Schon - Santana, Journey, Solo 24. Brian May - Queen 25. Gary Moore - Thin Lizzy, Colosseum II, Skid Row, Solo 26. Bo Diddley* - Solo 27. Steve Morse - Deep Purple, Dixie Dregs, Steve Morse Band, Solo 28. Carlos Santana - Santana 29. Tony Iommi - Black Sabbath 30. Buckethead - Solo, Praxis, Thanatopsis, The Deli Creeps, Cornbugs, GNR, 31. Mark Knopfler - Dire Straits, Solo 32. Marty Friedman - Cacophony, Megadeth, Solo 33. Nuno Bettencourt - Extreme, Mourning Widows 34. Shawn Lane* - Black Oak Arkansas, Willy, Solo 35. Kirk Hammett - Metallica 36. Uli Jon Roth - Scorpions, Solo 37. Terry Kath* - Chicago Transit Authority 38. Alex Lifeson - Rush 39. Frank Zappa* - Mothers of Invention, Solo 40. Rory Gallagher* - Solo 41. Dimebag Darrell* - Pantera 42. Peter Green - Fleetwood Mac, Solo 43. Robin Trower - Procal Harum, Solo 44. Slash - Guns N' Roses, Slash's Snakepit, Velvet Revolver 45. Mick Taylor - John Mayall's Bluesbreakers, Rolling Stones 46. Robert Fripp - King Crimson 47. Tom Morello - Rage Against the Machine, Audioslave 48. Michael Schenker - Scorpions, UFO, MSG, Contraband 49. Ry Cooder - Solo 50. Angus Young - AC/DC 51. Keith Richards - Rolling Stones, Solo 52. Michael Angelo Batio - Nitro, Solo 53. John Squire - Stone Roses 54. Pete Townshend - The Who 55. Steve Hackett - Genisis 56. Zakk Wylde - Ozzy Osbourne, Black Label Society 57. George Harrison* - Beatles, Traveling Wilberys, Solo 58. Alvin Lee - Ten Years After 59. Dave Davies - Kinks 60. Jerry Cantrell - Alice In Chains, Solo 61. Steve Stevens - Billy Idol 62. Johnny Winter - Solo 63. Dickie Betts - Allman Brothers Band, Dickey Betts & Great Southern 64. John Cipollina* - Quicksilver Messenger Service 65. Kenny Wayne Shepherd - Kenny Wayne Shepherd Band 66. Steve Cropper - Booker T. & MG's/Stax sessions 67. Adrian Belew - King Crimson 68. Joe Bonamassa - Solo 69. Steve Lukather - Toto, Solo 70. Jerry Garcia* - Grateful Dead 71. Joe Perry - Aerosmith 72. Prince - Prince & The Revolution 73. Kim Mitchell - Max Webster, Solo 74. Adrian Smith - Iron Maiden 75. Dave Murray - Iron Maiden 76. Neil Young - Buffalo Springfield, CSNY, Solo 77. Billy Gibbons - ZZ Top 78. Tony MacAlpine - Solo 79. Mike McCready - Pearl Jam 80. Adam Jones - Tool 81. Gary Hoey - Solo 82. Leslie West - Mountain, Solo 83. Peter Frampton - Humble Pie, Frampton's Camel, Solo 84. Dick Dale - Del-Tones 85. Vito Bratta - White Lion 86. Mickey "Guitar" Baker - 50's sessions/ Mickey & Sylvia 87. John Frusciante - Red Hot Chili Peppers 88. Ronnie Montrose - Montrose, Edgar Winter Group 89. Mick Ronson* - David Bowie, Solo 90. Roy Buchanan* - Solo 91. Warren Haynes - Allman Brothers Band, Gov't Mule 92. Vinnie Moore - Alice Cooper, Solo 93. Robbie Krieger - Doors, Solo 94. Chris DeGarmo - Queensryche 95. Jake E. Lee - Cutting Crew, Ozzy, Badlands, Solo 96. Glen Tipton - Judas Priest 97. Joe Walsh - James Gang, Eagles, Solo 98. K.K. Downing - Judas Priest 99. Eddie Hazel* - Funkadelic 100. Alex Skolnick - Testament 101. Doug Aldrich - Burning Rain, Dio, Whitesnake, Solo 102. Michael Romeo - Symphony X 103. Vernon Reid - Living Colour 104. Gary Richrath - REO Speedwagon, Solo 105. Link Wray - Link Wray and his Ace-Men 106. Allen Collins* - Lynyrd Skynyrd 107. Larry "Ler" Lalonde - Primus 108. Randy Bachmann - Guess Who, BTO 109. Jeff Healy* - Jeff Healy Band 110. Greg Howe - Solo 111. Dave Navarro - Janes Addiction 112. Scott Gorham - Thin Lizzy 113. Ted Nugent - Ambouy Dukes, Damn Yankees, Solo, 114. Vivian Campbell - Dio, Whitesnake, Def Leppard 115. Paul Kossoff* - Free, Back Street Crawler 116. Ritchie Kotzen - Poison, Mr Big, Solo 117. Brian Robertson - Thin Lizzy, Motorhead 118. Andy Summers - Police 119. John Sykes - Blue Murder, Whitesnake, Thin Lizzy 120. Scotty Moore - Elvis Presley 121. Gary Rossington - Lynyrd Skynyrd, Rossington Band 122. Ty Tabor - Kings X, Jelly Bean, Poundhound, Jughead, Platypus 123. John Fogerty - CCR, Solo 124. Ron Wood - Faces, Rolling Stones 125. Ace Frehley - Kiss 126. Akira Takasaki - Loudness, Lazy 127. Michael Wilton - Queensryche 128. Cliff Gallup* - Gene Vincent's Blue Caps 129. Richie Sambora - Bon Jovi 130. George Lynch - Dokken, Lynch Mob 131. Reb Beach - Winger, Dokken 132. Nick Drake* - Solo 133. Tommy Bolin* - James Gang, Deep Purple 134. Kerry King - Slayer 135. Thurston Moore - Sonic Youth 136. Harry Cody - Shotgun Messiah 137. Lowell George* - Little Feat 138. Tracii Guns - Guns N Roses, L.A. Guns 139. Tom Scholz - Boston 140. Buck Dharma - Blue Oyster Cult 141. Jorma Kaukonen - Jefferson Airplane, Hot Tuna 142. Richard Thompson - Fairport Convention, Solo 143. Trey Anastasio - Phish 144. Janick Gers - Iron Maiden 145. Mick Box - Uriah Heep 146. Johnny Marr - Smiths, Electronic, Johnny Marr & The Healers 147. Blues Saraceno - Poison, Solo 148. Lowman Pauling* - "5" Royales 149. Timo Tolkki - Stratovarius 150. Mike Einziger - Incubus 151. John Christ - Danzig 152. Jonny Greenwood - Radiohead 153. Phil Collen - Def Leppard 154. Andy Timmons - Danger Danger, Ceili Rain 155. Steve Gaines* - Lynyrd Skynyrd 156. Ron Asheton - Iggy Pop, Stooges 157. James Burton - Ricky Nelson, Elvis Presley 158. Mark Kendall - Great White 159. Lindsey Buckingham - Fleetwood Mac 160. Jennifer Batten - Jeff Beck, Michael Jackson, Solo 161. Matthias Jabs - Scorpions 162. Carl Perkins* - Solo 163. Wayne Kramer - MC5 164. Nils Lofgren - E Street Band 165. Michael Sweet - Stryper 166. Robbie Robertson - The Band, Solo 167. Frank Hannon - Tesla 168. Trevor Rabin - Yes 169. Brian Setzer - Stray Cats, The Brian Setzer Orchestra 170. Martin Barre - Jethro Tull 171. Kim Thayil - Soundgarden 172. Pat Travers - Pat Travers Band 173. Dave Mustaine - Metallica, Megadeth 174. Rik Emmitt - Triumph 175. Eddie Cochran* - Solo 176. Frank Marino - Mahogany Rush 177. Justin Hayward - Moody Blues, Solo 178. Tommy Skeoch - Tesla 179. Warren DeMartini - Ratt 180. Syd Barrett* - Pink Floyd 181. Don Felder - Eagles 182. The Edge - U2 183. Brad Gillis - Night Ranger, Ozzy 184. Andy Powell - Wishbone Ash 185. Mick Mars - Motley Crue 186. Billy Duffy - The Cult 187. Randy California* - Spirit 188. Eric Bell - Thin Lizzy 189. Lita Ford - The Runaways, Solo 190. Jeff Hanneman - Slayer 191. Mick Jones - Foreigner 192. Stone Gossard - Pearl Jam, Temple of the Dog 193. Duane Eddy - Solo 194. Mike Campbell - Tom Petty/ Heartbreakers 195. Glen Buxton* - Alice Cooper 196. Daron Malakian - System Of A Down 197. Steven Stills - Buffalo Springfield, CSN&Y, Solo 198. Roger McGuinn - Byrds, Solo 199. J. Mascis - Dinosaur Junior, The Fog 200. James Hetfield - Metallica
Read more...

Selasa, 18 Desember 2012

FENOMENA BUATAN : MUSIK DI NKRI

Memprihatinkan dengan trend perkembangan musik saat ini di negeri ini. Trend musik Indonesia tak ayal layaknya anak layangan atau biasa disebut alay, yakni dimana ketika salah satu band/penyanyi mengangkat satu aliran tertentu dan direspon dengan baik oleh pasar (baca: masyarakat), maka band/penyanyi lain akan mengikutinya (walaupun band/penyanyi ini sebenarnya tidak menyukai aliran tersebut). Mereka adalah band/penyanyi yang dinaungi oleh industri musik besar/major label atau jadi kebiasaan disebut dengan mainstream. Seperti ketika boomingnya musik/lagu yang beraliran pop melayu, maka negeri ini seperti hanya memiliki satu selera musik saja yaitu pop melayu atau yang sedang marak sekarang adalah boys and girls band. Pada dasarnya hal itu sah-sah saja karena memang seperti itulah cara berbisnis yang menguntungkan. Namun, kebanyakan masyarakat (baca: pasar) akhirnya kesulitan dalam mendapatkan referensi musik yang beragam dan tanpa sadar sudah masuk didalam jebakan pembodohan dari kaum pebisnis murni. Lain hal dengan yang diluar mainstream, mereka lebih mengutamakan kemurnian (baca: orisinalitas karya) atau bagi masyarakat yang juga tergolong alay mmberi istilah idealisme. Mereka, yang diluar mainstream lebih mementingkan estetika dan etika dalam bermusik. Mereka lebih memilih menikmati aliran bermusik yang benar-benar memang mereka sukai, berkarakter dan bukan karena tuntutan pasar. Resikonya, mereka tidak dapat mengenyam keuntungan atau kepuasan materi. Ada pertanyaan, berarti lagu2 dari band2 yang warna musiknya tidak sejalur dg mainstream kalah modal untuk promo media? Bisa jadi lagunya tidak bagus tuh? Kalau tidak bagus, ya mungkin saja. Kalau masalah modal, bisa saja begitu, namun perlu dicermati, para pedagang (baca: industri) tidak akan pernah punya visi untuk nilai seni itu sendiri, tidak akan pernah mau untuk memperjuangkan kepribadian musik bangsa ini. Semua hanya disamakan dengan barang mati, hanya berorientasi keuntungan materi semata. Habis manis sepah dibuang. Tatkala ada komunitas mulai mengibarkan bendera lagu indie, sang “pedagang” pun dengan mudahnya ikutan menggunakan kata “indie”, tanpa memahami apa sesungguhnya yang dimaksud musik indie. Jadinya musik feodal yang selalu marak :D. Ironisnya, banyak band bermunculan dengan embel2 “indie”, sementara corak lagunya masih terjebak dengan kemauan sang pedagang, yakni jenis mainstream. Akhirnya kreatifitas yang murni mulai padam, karya yang orisinil sudah ditutup rapat dan ditebas untuk bisa mencuat ke permukaan. Dan Musisi2 yang mempunyai jati diri justru pada tiarap, kelaparan. Dengan semakin mudahnya mengakses internet, mereka dari kalangan yang tiarap maupun kalangan anak layangan yang tidak dilirik oleh pedagang, bisa membuat blog gratis atau selalu aktif di social network seperti facebook, twitter, myspace, google plus, orkut dlsb, lalu terpaksa me-gratis-kan karya2nya. Apakah me-gratis-kan itu cara satu2nya yang terbaik??
Read more...

Musik (seni) lebih dari sekedar hiburan

Kehadiran musik dalam guratan sejarah telah berhasil menancapkan fakta tersendiri. Jagad musik dalam beberapa dekade terakhir telah memunculkan barisan musisi yang tidak hanya sekedar lihai meramu instrumen, namun lebih dari itu, musik sebagai bahasa universal mampu beroperasi dalam dialektika sosial masyarakat.
Pergeseran naluri musik tidak lagi sebatas pengalaman estetis-auditif ataupun hiburan semata. Musik ditangan beberapa musisi progresif semakin menghentakkan iramanya ke jantung realitas. Mendentingkan kesadaran di tengah ketimpangan sosial, atau bahkan tidak jarang pula memacu kekuatan radikal menuju perubahan sosial. Dalam segmentasi berbagai genre musik, para musisi telah semakin berani mengusung komposisi nada perlawanan atau pemberontakan. Intonasi kritik dan protes pun akhirnya lekat dengan musik, jumlahnya sebanyak para musisi yang meyakini bahwa pembaharuan sosial bisa disuarakan melalui musik. Gerakan punk, misalnya, lahir dalam notasi kegalauan sosial, di mana anak-anak muda meluapkan kebosanan terhadap represi politik yang dilakukan oleh para penguasa. Hal semacam itulah yang memicu beragam gerakan perlawanan dalam sendi perkembangan musik di belahan dunia. Pelaku resistensi dan pemberontak dapat diamati secara lintas-genre. Dalam ranah rock, band rap-rock Rage Against The Machine (RATM) adalah contoh yang cukup representatif. Bukan hanya karena musik dan liriknya yang mengedepankan kritik politik, namun juga karena para personel band ini sangat aktif dalam gerakan-gerakan politik perlawanan sayap kiri. Jauh sebelumnya, pada dekade 1960-an, Bob Daylan menjadi sosok penting dalam gerakan perlawanan kaum muda terhadap kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang melanjutkan perang di Vietnam. Perjuangan dan dedikasi Bob Dylan di dunia musik demikian mengagumkan. Dia merupakan musisi multidimensional, penyanyi, pencipta lagu, penulis, sastrawan, dan disc jockey. Bob Dylan bahkan berhasil memprovokasi lahirnya sejumlah genre dalam musik pop, termasuk folk-rock dan country-rock. Sejumlah karya terbaik Dylan begitu populer ketika dirinya menjadi dokumentarian dan tokoh pergolakan di Amerika Serikat. Karya-karya Dylan dianggap mampu menjadi kontrol sosial bagi perilaku pemerintah serta masyarakat yang bertindak berlebihan. Tak heran jika pengaruhnya terus bergema hingga beberapa generasi. Nama Bob Dylan tak lekang dari ingatan. Belakangan warga dunia masih menyanyikan lagu-lagunya dalam berbagai demonstrasi dan aksi protes terhadap aksi Amerika menginvasi Irak beberapa tahun yang silam. Blantika musik dunia pun menorehkan sejumlah musisi yang bisa dikatakan sebagai inspirator sekaligus “provokator”. Bob Marley sang punggawa musik Reage mampu menghadirkan kepercayaan diri, pemberontakan dan keadilan. Jim Morrison (vokalis band The Doors) mengusung latar musik rock baru dengan suasana yang kompleks, surealis, dan sugestif yang mengeksplorasi seks, mistisisme, obat-obatan, pembunuhan, kegilaan hingga kematian. Marilyn Manson, rockstar yang berhasil mencitrakan dirinya dengan sosok yang lekat dengan kegelapan. Musisi Lokal Pada jalur musik pemberontak, masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan nama Iwan Fals. Konsistensinya terhadap lagu-lagu dengan lirik perlawanan terhadap ketidakadilan membuatnya dikenal sebagai pahlawan kaum pinggiran. Dia mengungkapkan realitas sosial dalam untaian lirik lagu berirama balada. Setiap kali mendengar lagu-lagu Iwan Fals, banyak orang yang sejenak tersadarakan kondisi sosial tanah air. Orang menyukainya karena lagu-lagunya mudah dicerna dan mengandung pesan-pesan humanis yang mendalam. Kelebihan lirik lagu-lagu iwan yang paling mencolok adalah kenyataan bahwa dia tidak lahir dari ruang hampa, lirik-liriknya lahir dari hasil jepretan atas kondisi sosial politik Indonesia sendiri dengan penggunaan kata-kata sederhana, telanjang, dan kadang-kadang jenaka. Nama lain yang tak kalah kondang adalah almarhum Harry Roesli, musisi kelahiran Bandung yang kerap melahirkan karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan diktator yang korup. Kegiatannya di mana saja tak pernah lepas dari pengawasan aparat. Dia juga sering terlibat dalam berbagai aksi dan advokasi ketidakadilan. Pada masa Orde Baru, pementasan musik dan teater yang dibuatnya sering dicekal aparat keamanan. Saat bergulirnya reformasi Mei 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto, Harry berada di barisan depan para demonstran. Rumahnya pada waktu itu menjadi pusat aktivitas relawan Suara Ibu Peduli di Bandung. Sejak dulu rumahnya ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para aktivis mahasiswa. Sikap kritis Harry tidak hanya berhenti setelah lengsernya Soeharto. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan Megawati, dia sempat diperiksa Polda Metro Jaya gara-gara mempelesetkan lagu wajib Garuda Pancasila. Resistensi dan kemajuan musik semakin menegaskan pentingnya semangat perdamaian, persatuan, dan kampanye anti-kekerasan. Musik seakan bergerak menjadi aparatus kebudayaan dan gerakan yang menghujam segala bentuk ketidakadilan serta penindasan.
Read more...

Apa itu Death Metal??


Diantara semua genre musik Metal, ada satu yang di beri nama Death Metal. Death Metal adalah gaya lain dari tipe musik Metal. Genre ini juga bisa di masukkan dalam kategori Heavy Metal. Dalam tubuh Death Metal sendiri mereka punya beberapa sub-genre. Gaya Death Metal mempunyai beberapa elemen yang berbeda, seperti geraman vokal yang dalam (growl), Double Bass Drum, distorsi gitar yang berat dan seringnya perubahan tempo seiring dengan struktur lagu yang kompleks.
Dimanakah Death Metal dimulai??
Death Metal berasal dari beberapa bagian dan elemen dari Thrash Metal. Pertumbuhan genre ini menginspirasi masyarakat pada pertengahan 1980-an. Celtic Frost, Slayer, dan Kreator adalah band-band yang memulai Death Metal. Pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an band-band ini mulai mencuat ke permukaan dari komunitas Underground. Band-band seperti Morbid Angel dan Possessed adalah yang paling popular.
Metal Musik yang Kompleks
Musik ini memiliki banyak variasi harmoni dengan bass dan distorsi yang tebal. Death Metal di kenal juga memiliki Musik yang komplek dan beragam. Musik mereka punya tempo yang sangat cepat, dengan riff-riff gitar dan Bass yang gila. Vokalisnya akan menggeram dan mendengkur untuk mengimbangi suara distorsi gitar dan bass yang berat. Geraman ( Growl ) yang dalam adalah salah satu ciri dari Death Metal.
Death Metal dan Iblis
Death Metal terikat dengan pengertian yang gelap atau dengan Iblis. Masyarakat telah meng-asumsikan Death Metal sebagai bagian dari pemujaan setan karena gaya kekerasan dan berdarah mereka. Musik dan album di genre Death Metal mempunyai arti yang berbeda dengan genre Metal lainnya. Lagu-lagu tentang cinta, kebencian, kegembiraan atau kesedihan telah banyak di tuliskan oleh mereka yang berkecimpung di genre ini.
Jenis-jenis lain dari Death Metal
Ada beberapa kategori lain dari Death metal yang sudah dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Ini adalah beberapa bagian dari subgenre Death Metal yang populer.
Melodic
Ada beberapa band yang termasuk ke dalam subgenre Death Metal ini seperti At The Gates, In Flames And Dark Tranqiulity.  Mereka menggunakan riff-riff gitar yang kompleks, vokal yang menggeram dan double bass drum. Banyak kesamaan struktur dan corak dengan Death Metal.
Technical Death Metal
Band-band seperti Opeth, Cryptosy dan Edge Of Sanity yang membuat Technical Death Metal seperti yang kita ketahui sekarang. Harmoni yang  tinggi telah memberikan ‘sound’ yang berbeda bagi mereka dalam Death Metal.
Death Doom Death Metal
Genre Death Metal yang satu ini mempunyai tempo yang lebih lambat dari sub-genre Death Metal lainnya. Dengan tetap memakai elemen-elemen dari Doom dan Death Metal.
Blackened
Band-band seperti Behemoth, Blasphemy dan Zyklon yang telah membawa sub-genre baru musik metal ini yang di beri nama Blackened Death Metal. Beberapa band ini mempunyai ciri dari dunia Black Metal dan Death Metal, sehinga mereka menamai aliran mereka dengan Blackened Death Metal.
Deathgrind
Ini bisa jadi adalah kategori tempo cepat dalam Death Metal. Kompleksitas intensitas dan Speed adalah ciri khas mereka. Circle of Death Children, Cephalic Carnage dan Brujeria adalah band-band yang tetap eksis di jalur genre ini dan tetap bernaung dalam keluarga Death Metal.
Deathcore Death Metal
Deathcore mempunyai kemiripan dengan Death Grind tapi dengan elemen Death Metal yang lebih kental. Gayanya adalah drum yang cepat, gitar yang berat dan vokal yang menggeram. Job for a Cowboy, Salt the Wound dan Suicide Silence adalah band-band yang tetap melanjutkan tradisi dari genre ini.
Masa depan dari Death Metal
Death Metal telah berubah menjadi beberapa genre sejak awalnya. Tapi ini hanya akan menarik kerumunan fans dari Death Metal itu sendiri. Cobalah mendengarkan beberapa genre yang berbeda ini, siapa tau ada salah satu yang Anda minati.
Read more...

Comments

HTML Comment Box is loading comments...