Kamis, 09 Juni 2011

Band Indie VS Band Mandiri

Dari pluralitas musik yang ada di dunia ini, ada 2 macam bagian musik yang harus kita perhatikan. Judul di atas mungkin terlihat biasa saja, namun memang hal seperti itu yang sedang terjadi sekarang ini, dan sebenarnya hal itu bukan hal yang biasa di dalam rana budaya perlawanan atau counter culture yang semestinya semangat ini dimiliki oleh youth culture.
Masalah yang sedang terjadi itu adalah band indie yang sedang bertarung dengan band swadaya, yakni pihak yang telah mencoret attitude cutting edge dari band indie. Parahnya lagi bahwa pada realitasnya band mandiri/band swadayalah yang mampu diterima dalam masyarakat, dan bisa dikatakan berhasil menundukkan band indie. Hal ini diakibatkan karena memang orang – orang banyak yang tidak mengerti apa itu band independent yang sebenarnya. Sehingga banyak band sekarang ini yang mengaku indie, padahal mereka cenderung ke band swadaya.

Sebenarnya apa yang disebut band indie yang sebenarnya? Band yang benar – benar bisa disebut indie sebenarnya bukan hanya band yang mengerjakan semua recording dan lainnya dengan biaya sendiri atau praktek Do It Yourself, itu adalah arti yang sempit sekali dan arti yang notabene sudah salah kaprah di masyarakat. Namun indie di sini adalah mereka yang mempunyai semangat counter culture. Di mana mereka mampu melakukan perlawanan terhadap apa yang biasa disebut mainstream. Hal ini tidak jauh dari ideologi mereka sebagai band yang cutting edge. Cutting edge di sini diartikan sebagai pendobrak, dan apa yang harus didobrak? Ya itu tadi, budaya mainstream yang menjamur di masyarakat. Senjata yang digunakan tentu saja saja secara musikalitas, yaitu mereka harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam musik, sehingga mereka dapat juga melakukan sebuah terobosan baru dalam musik di pasar. Musik yang dimainkan oleh band – band cutting edge biasanya musik yang mempunyai roots yang jelas. Dengan roots tersebut mereka mampu mempunyai ciri khas dalam bermusik, dan tidak cenderung mengikuti pasar yang nantinya akan menjadi mainstream.

Dan apa yang disebut dengan band mandiri/band swadaya? Band swadaya memang bisa disebut sebagai band indie, namun dalam arti yang sempit sekali. Mereka adalah band yang mampu membiayai semua kehidupan bandnya secara mandiri tanpa bantuan pihak mayor label, mulai dari recording, lay-out, artwork, pengepakan, dll. Mereka juga adalah band yang bermusik tanpa memandang semangat cutting edge, sehingga mereka tidak bisa dibedakan dengan musik mainstream. Band swadaya masih cenderung mengikuti kemauan pasar, tanpa mampu mendobrak dan melakukan terobosan. Ideologi dasar yang diambil sebarnya adalah mereka memang membiayai semuanya secara mandiri tapi intinya mereka sebenarnya menunggu sampai ada pihak mayor label yang mau mengontrak mereka, jika tidak pernah ada label yang tertarik dengan musik mereka, maka band tersebut lama – lama akan musnah dengan sendirinya. Mereka juga tidak mempunyai roots dalam bermusik sehingga cenderung tidak mempunyai ciri khas. Band swadaya juga sering disebut band yang mengusung tradisi Do It Yourself. Jika band swadaya yang diinterpretasikan sebagai band indie, maka semua orang juga bisa membuat dan bisa dibilang indie, asalkan mereka mampu merilis musik sendiri dan mempunyai uang untuk produksi album mereka sendiri juga. Dan itu lah interpretasi yang salah dari indie.

Sebenarnya budaya salah kaprah yang terjadi dalam masyarakat juga didukung oleh EO – EO dan media mainstream yang tidak mengerti apa itu yang disebut dengan indie yang sebnarnya. Mereka hanya mengekspos musik – musik swadaya yang memang notabene dapat diterima di masyarakat, tapi mereka melupakan semangat cutting edge pada band indie yang sebenarnya. Media – media mainstream tadi sekaligus telah merusak roots indie yang telah dibangun oleh band – band indie yang asli. Sungguh ironis memang mendengar hal semacam ini. Band – band cutting edge yang seharusnya lebih bermutu dari band mainstream malah mereka lupakan dan justru tertelan oleh budaya mainstream. Mungkin karena memang EO hanya berorientasi pada uang saja, oleh sebab itu mereka lebih condong ke musik mainstream. Selain media mainstream tadi, youth culture kita yang memang cenderung apatis terhadap musik juga yang mengakibatkan kesalah kaprahan yang terjadi dalam budaya youth culture itu sendiri. Juga karena memang youth culture sekarang ini sudah menjurus ke mainstream.

Band indie sendiri pada awal sejarahnya dimulai oleh para pemusik dari genre british pop atau yang lebih popular disebut dengan BritPop di UK. Label – label indie untuk genre BritPop yang pertama kali banyak bermunculan di UK. Karena memang budaya BritPop dulu adalah juga kebanyakan dari kaum Hippies, kaum yang didedengkoti oleh John Lennon guna memprotes adanya perang dan kekerasan yang terjadi pada waktu itu di UK. Kita juga bias sebut Morrisey sebagai dedengkot indie di dunia. Namun lewat perkembangan jaman yang semakin maju, indie juga semakin luas, tidak hanya musik – musik BritPop, namun juga ada dari musik Punk, Hardcore, metal, dll. Lewat perkembangannya pula banyak bermunculan label – label indie untuk genre musiknya masing – masing. Di Indonesia sendiri pada kenyataanya ternyata banyak band indie yang lebih sukses dari pada band – band dari mayor label. Banyak band indie yang telah merilis albumnya sampai ke luar negri, dan parahnya musik mereka lebih diterima di negri orang ketimbang di negri sendiri. Ini lah sebabnya mereka lebih senang main di luar daripada di negri sendiri. Sebut saja The S.I.G.I.T yang pernah berargumen di salah satu majalah musik terkemuka dengan mengatakan “Main di Indonesia lebih susah daripada main di negri orang.”

Sedangkan band swadaya tidak memiliki sejarah dan roots yang jelas adanya, mereka hanya mencuri konsep Do It Yourself yang dimiliki oleh band indie. Memang band swadaya kini lebih popular disebut dengan band DIY (Do It Yourself). Selebihnya mereka cenderung meniru musik – musik mainstream yang laris – manis di pasaran. Di mana mereka nantinya hanya akan menjadi penerus band – band semacam D’Masive, Kotak, dan band sejenis lainnya yang popular setelah mengikuti ajang persaingan berlabel indie. Yakni mereka yang dengan gampangnya menjual ideologi musik mereka ke tangan mayor hanya karena kormesialisasi semata. Mungkin memang aneh attitude yang dimiliki oleh mayarakat Indonesia, mayarakat yang terlalu bersikap mainstream terhadap musik.

Oleh sebab itu pula musik juga perlu adanya pembeda – bedaan yang jelas. Hal ini diperuntukkan supaya tidak terjadi lagi kesalah kaprahan di masyarakat. Pembedaan ini juga dikususkan supaya ada sebuah media counter culture untuk semacam pedokumentasian dari band – band cutting edge, mengingat pluralitas musik tadi. Juga sebagai penyadar untuk media, EO dan masyarakat bahwa pemahaman indie bukan sekedar diartikan “bukan mayor” semata. Tapi harus lebih dari itu juga harus dimengerti pula mengenai roots character dan attitude cutting edge serta praktek Do It Yourself yang seharusnya band indie memiliki ketiga hal tersebut. Dan sebenarnya diantara keduanya yakni band indie dan band swadaya tidak ada yang baik dan yang buruk, hanya saja perlu adanya pembedaan tadi. Yang memang sebenarnya kedua hal itu sangat berbeda.
Read more...

APA SEBENARNYA ARTI MUSIK INDIE ??

Secara historis, indiepop merupakan varian atau subkultur dari punk yang mengalami transformasi dalam segi lirik dan musik. Muncul sejak akhir 70-an lewat para musisi post-punk, kemudian mengalami pembentukannya di pertengahan era 80, hingga merekah pada akhir 80-an dan awal 90-an. Sampai sekarang, indiepop telah banyak mengalami revolusi musikal yang beragam.
Namun terlepas dari itu, substansi indiepop itu sendiri sama dengan punk, ia adalah punk dengan jaket pop minimalis yang sangat manis; indiepop kids (baca: indiekids) adalah punk dengan sepatu keds dan pakaian sesukanya. Ia memiliki ideologi, filosofis dan pola pikir yang independen, self-sustain dan self-indulgement. Hal ini terlihat secara konkrit dari banyaknya label pop independen yang merilis band/musisi indiepop sepanjang awal 80-an sampai sekarang, maraknya publikasi fanzine seperti propaganda punk di pertengahan 70-an, acara radio/musik, dsb. Secara kultur, indiepop terkomunal dan termajinal seperti halnya punk. Para pelaku dan musisi indiepop membentuk berbagai komunitas yang tersebar secara geografis dan terangkai secara komunikatif lewat fanzine serta sederet lawatan antar kota, daerah, dan negara.

Guna mengetahui latar belakang indiepop, kita perlu menelusuri dulu sejarah indie itu sendiri. Seperti diketahui, indie memang berasal dari kata independent. Namun harus dibedakan antara independen sebagai (1) status artis/band atau minor label yang tidak dikuasai/dikendalikan major label dan (2) independen dalam konteks indie sebagai subkultur dan genre musik. Untuk pengertian (1), sejarahnya dimulai sejak awal abad 20 dengan kemunculan minor label seperti Vocalion atau Black Patti yang kala itu berupaya mengikis dominasi major label semacam Victor, Edison, dsb. Walaupun independensi pada pola dan jaman itu tidak menjalin akar dengan pengertian (2), mereka bertendensi serupa sebagai antitesis mainstream dengan merilis musik kaum minoritas seperti blues, bluegrass, dsb. Tapi saat itu yang terjadi sekadar rivalitas antara kapital kecil melawan kapital besar dan pergerakannya tidak bersifat integral. Lalu di era 50-an mulai berkembang wacana independen untuk memerdekakan kreatifitas dari intervensi kepentingan industri. Kendati demikian, kondisi yang tercipta tidak menghasilkan karakter signifikan. Bipolarisasi terhadap arus utama belum terwujud. Mereka memang berproduksi secara minor tapi iramanya masih mengacu ke pola major label juga. Walaupun bermotif kebebasan berekspresi, mereka hanya independen secara kapital dari major label namun orientasi musiknya tetap setipe major label.

Kecenderungan awam dalam menyikapi istilah indie adalah menyamaratakan semua yang independen sebagai “indie”. Dengan demikian itu hanya bertumpu ke unsur kata (independen) saja sebagai kemerdekaan secara harafiah dan tanpa batas. Ada pula yang mempertanyakan “indie” dalam kapasitasnya sebagai kebebasan mutlak. Padahal independensi dalam wacana (2) sangat berbeda dengan (1). Artinya istilah indie sesungguhnya masih merujuk ke spesifikasi tertentu. Indie akan mampu dipahami secara proporsional bila ditelusuri ke konteks historis atau wacana terjadinya pembentukan istilah itu. Namun jarang ada media yang mau menggali lebih dalam. Sehingga “indie” cenderung dikotakkan sebagai musik laris manis yang cocok bagi selera awam. Sedangkan musik indie sesungguhnya yang underrated malah diabaikan. Hal semacam itulah yang kerap menimbulkan miskonsepsi publik bahwa “indie” semata-mata pola kerja dan kemurnian idealisme. Bagaimana bila sebuah band beridealisme mainstream tapi mereka berproduksi secara swadaya? Apakah itu termasuk indie? Tentu tidak. Karena independen secara minor label atau self-released tidak menjamin artis/label itu berkarakter indie. Karena seseorang yang berjiwa mainstream pun bisa saja menghasilkan karya berkarakter mainstream tapi dikemas secara “Do-It-Yourself” dengan dalih kebebasan ekspresi atau budget minim.

Kasusnya seperti gaya rambut suku indian mohawk yang sudah ada sebelum punk. Namun orang cenderung menggeneralisir semua gaya rambut mohawk sebagai representasi punk. Padahal tidak semua orang yang berambut mohawk menganut ideologi punk. Demikian pula halnya pada pemahaman minor label atau self-released yang disetarakan indie, padahal keduanya bukan parameter mutlak bagi status indie. Oleh karena itu, perlu ada pembelajaran bagi masyarakat agar mereka tidak latah terhadap istilah “indie”. Artinya publik patut memahami bahwa segala sesuatu yang independen belum tentu indie dan indie belum tentu independen (secara label).

Sesungguhnya istilah indie sebagai independensi dalam pengertian (2) bermula dari identifikasi terhadap subkultur pop underground di Inggris yang berevolusi antara era punk hingga post-punk selama periode 1977 s/d 1986. 1977 ditandai oleh “Nevermind the Bollocks”-nya Sex Pistols dan 1986 melalui dirilisnya kaset kompilasi C86 yang menjadi bonus majalah New Musical Express (NME). Asal mula kata independent menjadi indie bermula dari tabiat anak-anak muda Inggris yang suka memotong kata agar mempermudah pelafalan informal seperti; distribution menjadi distro, british menjadi brit, dsb. Di balik pemendekan kata independen itu kemudian terkandung sebuah definisi kontekstual indie yang menjadi basis pergerakan subkultural. Sehingga sejak masa itu tidak sembarang makna independen secara umum bisa diasosiasikan dengan indie. Namun hingga kini pun orang awam masih sering salah paham dengan menyamakan makna indie dalam wacana (2) dengan independen dalam wacana (1).

Kenapa disebut indie? Sebab akhir 70-an hingga awal 80-an merupakan masa pancaroba dari musik punk ke arah post-punk dan orang Inggris kala itu mulai menggunakan istilah tersendiri guna menjuluki kecenderungan musik punk yang semakin pop, yakni: indie. Secara awam, “Nevermind the Bollocks” adalah icon kejayaan punk. Namun bagi musisi underground Inggris, album Sex Pistols tersebut justru menjadi batu nisan bagi perlawanan punk yang sesungguhnya. Mereka menganggap irama punk sudah menjadi terlalu klise. Karena itulah mereka kemudian mulai mengolah referensi dari soul, folk, pop, dub, dan berbagai sound yang selama itu dianggap sebagai musik lunak. Meskipun secara musikal karakter punk-nya mulai berkurang, namun pendekatan maupun sikap mereka terhadap musik masih menunjukkan anomali punk. Salah satu pelopornya justru vokalis Sex Pistols sendiri, John Lydon, dengan eksperimen pop dia bersama Public Image Limited dan sikap frontalnya dalam memprogandakan anti-rock movement. Pengertian anti-rock di sini bukan berarti tidak ada unsur rock dalam musiknya, namun lebih kepada pendobrakan stigma bahwa rock harus brutal, macho, cadas, dan gahar. Sikap anti-rock ini sebenarnya juga merupakan turunan dari budaya mod di era 60-an ketika generasi muda Inggris mulai “memberontak” dengan musik yang stylish dan menentang segala atribut berbau rocker. Perkembangan dari sikap itulah yang kemudian melahirkan sebuah pola estetika indie sebagai counter-culture terhadap mainstream. Indie menjadi representasi anak-anak kutu buku berkaca mata tebal yang mengeksplorasi punk sesuka mereka tanpa harus bergaya rocker atau punk. Kelahiran indie juga mewakili wacana politik sayap kiri hingga feminisme di scene musik underground. Scene ini menciptakan band-band pop yang punya sikap maupun kepedulian sosial dalam bermusik dan tidak melulu berdagang lirik asmara. Kalaupun menyerempet cinta, itupun masih dibalut oleh kepekaan politik yang cerdas seperti Belle and Sebastian dalam “Marx and Engels” atau Camera Obscura dalam “Anti- Western”.

Secara musikal, indie berakar dari improvisasi punk yang merambah independensi menuju pop dan menentang stereotipe yang menganggap musik pemberontakan harus identik dengan rock'n'roll. Sehingga lagu yang mereka hasilkan pun tidak cukup pop untuk disebut pop namun juga tidak cukup punk untuk disebut punk. Di sinilah terjadinya evolusi post-punk dan proto-indiepop sampai menemukan karakternya sebagai indie. Buletin tahunan Billboard pada 1981 mencatat betapa fenomena musik indie di Inggris mulai menunjukkan eksistensinya walaupun masih sebatas wacana ekslusif. Kita bisa mencermati dokumentasi “24 Hours Party People” ketika seseorang di akhir 70-an masih awam terhadap musik indie. Adegan itersebut mengilustrasikan bagaimana istilah indie kala itu belum tersosialisasi. Pada 1981, NME juga merangkum eksistensi post-punk dalam kaset C81. Namun karena aroma punk-nya masih dominan, kompilasi itu tidak terlalu membawa perubahan.
Pada pertengahan 80-an, sekelompok band indie yang memiliki keunikan musik sejenis sering berpentas di London Club Circuit. Kala itu yang menjadi pionir adalah The Pastels dan Primal Scream. Kesamaan mereka adalah sound 60’s melodic pop yang dikombinasikan dengan kemampuan sederhana untuk bermain instrumen. Mereka mendapat perhatian dari 2 pemilik club, Crane Canning dan Simon Esplen. Lalu NME yang tidak kenal lelah untuk mencari scene baru, dengan dibantu Canning dam Esplen, mulai mengompilasikan mereka guna memperkenalkan band-band baru ini dan menawarkan untuk dijadikan bonus eksklusif bagi tabloidnya. Kaset kompilasi inilah yang di kemudian hari dikenal sebagai C86 yang menjadi kiblat bagi musisi indiepop hingga sekarang. Ketika spesifikasinya kian kental dengan nuansa pop lalu musik itu mulai disebut indie. Namun komparasi pop dan punk pada masa itu berbeda dengan pop-punk masa kini yang karakternya mainstream.

Bagaimanapun format pop yang dieksplorasi oleh musisi indie dari masa ke masa, mereka tetap bertahan dalam koridor non-mainstream karena menyadari statusnya sebagai counter-culture terhadap mainstream. Dengan resistensi semacam itu, sebagian besar dari mereka memilih untuk merekam dan merilis karya mereka sendiri atau melalui minor label yang berhaluan indie. Namun fenomena ini kemudian disalahpahami oleh orang awam bahwa indie semata-mata menunjukkan status independensi sebuah band yang tidak dirilis oleh major label. Padahal sebelum pergerakan indie muncul, sudah banyak band era 50/60-an yang merilis karya mereka secara minor label dan itu tidak termasuk atau disebut indie. Sebaliknya justru banyak juga band indie yang bernaung di major label. Pada awal pencetusan di Inggris, sebenarnya pengertian indie dan indiepop mengacu pada pemahaman yang sama. Artinya saat itu bila kata indie disebut/ditulis tanpa imbuhan pop, anak-anak muda Inggris cukup mengerti spesikasi musiknya berupa pop independen yang berakar dari punk. Setelah NME merilis C86 pada 1986, indiepop mulai menemukan jati dirinya melalui kaset tersebut. Dari sinilah muncul istilah C86 movement karena kompilasi itu menjadi fondasi pergerakan sebuah subkultur yang kini dikenal sebagai indiepop. Secara koheren, indiepop adalah pop yang berkarakter independen dalam pengertian (2), bukan (1). Band indiepop tidak harus berada di minor label, mereka bisa dan boleh saja dirilis oleh major label. Namun akan lebih ideal dan karismatik bila band tersebut memilih bernaung di bawah indie label.

Eksponen paling berpengaruh dalam gerakan C86 adalah Sarah Records. Mereka sebenarnya bukan label indiepop pertama. Sebelumnya sudah ada Cherry Red dan El Records yang juga berkarakter indiepop. Namun secara pergerakan, reputasi Sarah Records menjadikannya pionir dan legenda sebagai label yang sangat agitatif dan produktif dalam mempropagandakan indiepop ke berbagai belahan bumi. Idealnya seorang musisi indiepop jaman sekarang patut memahami Sarah Records dan sejarahnya karena inilah fundamen dari scene yang dia jalani. Sedangkan di Amerika salah satu label indiepop paling berpengaruh adalah K Records. Kalau Sarah Records dan scene indiepop Inggris dikenal melalui pesan-pesan politisnya yang kekiri-kirian, Amerika lebih bertumpu ke desentralisasi kultur pop. Mereka menekankan pentingnya kesadaran dan kemauan para scenester untuk mewujudkan indiepop sebagai musik pop yang bergerilya secara underground. Namun seperti uraian di atas, dalam perkembangannya istilah indie mengalami perluasan makna akibat eksploitasi media massa yang menjadikannya rancu. Secara general, definisi indie di Indonesia cenderung dipublikasikan sebagai pola kerja mandiri semata. Padahal esensi indie bukan sekadar kemandiriannya saja, namun lebih kepada Roots-Character-Attitude (RCA) yang bertumpu pada resistensi terhadap mainstream. Sebagai contoh, The Smiths dan New Order dirilis oleh Warner Music namun reputasinya masih diakui sebagai band indie karena RCA mereka adalah indie. Bahkan secara internasional indie diakui sebagai genre. Itu artinya, ada sebuah konsensus global yang memahami indie dalam spesifikasi musik tertentu.

Ketika makna indie diperluas sampai musik brutal/extreme, ekperimantal, atau cutting edge non-pop, pemakaian istilah itu masih relevan karena sifatnya sebagai sesama budaya tandingan dari mainstream. Namun penggunaan kata indie sangat tidak tepat bila disandang band yang memainkan musik pop mainstream ketika mereka merekam/merilis lagunya sendiri. Karena bagaimanapun juga musik mereka bukan indie walaupun pola produksinya seperti “indie”. Lalu bagaimana menentukan band itu indie atau bukan? Disinilah arti penting parameter RCA yang telah disebutkan tadi. Guna mendistribusikan rekaman indie, para scenester (aktivis musik) indie membangun jalur distribusi di luar sistem mainstream yang kemudian dikenal sebagai distro. Dengan demikian, indiepop sebenarnya menerapkan unsur-unsur budaya resistensi punk walaupun para pelakunya tidak berdandan ala punk. Keistimewaan indie terletak pada jaringan kerjanya. Indie tanpa networking akan menjadi benteng tanpa prajurit. Dalam relasinya indie cenderung lebih mengedepankan unsur humanis. Dukungan mutualisme semacam ini sebenarnya adalah warisan dari 3 dekade silam ketika indie label yang lebih besar memberi dukungan kepada indie label yang lebih kecil untuk berkembang lebih pesat tanpa mengawatirkan rivalitas pasar. Indie bergerak kepada orientasi pendengar yang segmentatif. Kalaupun akhirnya mendapat respon luas, itu dianggap senagai bonus saja. Faktor penentunya adalah sikap artis/band indie tersebut ketika mulai dikenal secara luas. Mereka harus lebih bijak dalam menjaga pakem agar karakternya tidak terseret menjadi pasaran atau kacangan.

Bisa dibilang indie yang ideal adalah indie yang ekslusif. Bahkan bagi anak-anak indiepop: semakin eksklusif sebuah band, semakin layak band itu dijadikan panutan. Namun ekslusif di bukan berkonotasi negatif. Eksklusivitas dalam indiepop bukan berarti perbedaan kelas secara sosial/ekonomi/budaya, namun lebih kepada perlindungan dari eksploitasi mainstream. Salah satu contoh band indie lokal yang paling ideal adalah Pure Saturday. Mereka punya fanbase yang solid di komunitas indie tapi secara mainstream mereka tidak terekspos. Eksploitasi yang berlebihan justru akan memudarkan musik indie itu sendiri. Ibarat warna, indie adalah abu-abu yang tidak selayaknya menjadi hitam atau putih. Indiepop perlu dikenal tapi tidak menjadi terkenal secara berlebihan. Sebenarnya publikasi yang luas bagi indiepop hanyalah untuk menjangkau dan mempersatukan fanbase yang sporadis. Namun seringkali eksesnya justru menjadikan indie terjerat oleh budaya latah, apalagi di Indonesia. Publik cenderung memanipulasi makna independensi secara mutlak dalam tafsir etimologi semata. Karena itulah makna indie di Indonesia menjadi simpang siur akibat pemaknaan independen secara harafiah tanpa pakem ideologis. Padahal secara global indie sudah diakui sebagai genre, bukan sekadar pola kerja. Sebagaimana relevansinya dengan indie secara subkultur, indiepop adalah pop independen yang menjadi counter-culture terhadap pop mainstream. Namun pengertian pop yang independen jangan disalahpahami sebagai kemerdekaan absolut karena indiepop tetap mengacu pada pakem tertentu. Parameter tersebut adalah RCA yang mengacu pada subkultur indiepop itu sendiri. Singkatnya indie adalah etos cutting edge, avant garde atau budaya kreatif yang menjadi alternatif dari pola-pola musik pada umumnya.

Seiring perkembangan corak musik, indiepop masa kini secara musikal memang tidak lagi sarat dengan punk. Namun etos punk masih dan akan selalu dianut olah para musisi indiepop di belahan dunia manapun. Dengan musik yang sangat catchy dan selling, sebenarnya banyak band indiepop yang berpeluang besar untuk menjadi artis jutaan kopi dengan menawarkan demo ke major label. Namun mereka tidak melakukan itu karena orientasi mereka bukan sekadar popularitas dan kemewahan, namun lebih kepada kepuasan personal dan idealisme dalam berkarya. Bahkan ada yang menolak tawaran manggung hanya karena skala pentas dan panggungnya terlalu besar.
Sikap semacam itu pun banyak ditunjukkan band indiepop lainnya dengan menjaga jarak dengan pers umum. Inilah contoh sikap punk yang berbeda dari stereotipe artis mainstream. Musisi lokal yang memang ingin menjadi indie seharusnya banyak belajar dari situ sehingga mereka tidak menjadi popstar wannabe yang terobsesi gemerlap popularitas secara mainstream. Kurt Cobain bisa jadi contoh ideal sebagai figur musisi indie karena dia malah depresi saat musiknya kian terkenal dan pasaran. Indiepop mengajarkan pada kita bahwa pop tidak diukur dari sebarapa banyak rekaman yang terjual atau seberapa banyak penggemarnya. Ketika industri mainstream menganggap musik yang bagus harus dilegitimasi oleh hype/trend massal dan dominasi chart, indiepop secara murni menghargai musisi dari musiknya, bukan dari popularitas. Indiepop juga meyakini bahwa pop tidak harus masuk Top 40 atau diliput media mainstream. Pop dalam konteks indiepop adalah cita rasa berbalut sikap menentang mainstream.

Kurang lebih 10 tahun sudah indiepop eksis di Indonesia sebagai sebuah genre dan kultur tandingan; setipe dengan metal, punk maupun hardcore bersama fanzine-nya yang telah berkembang lebih dahulu. Bandung dan Jakarta adalah dua kota yang menjadi sentra kemunculan dan berkembangnya indiepop di negeri kita. Dari sana baru beberapa tahun kemudian indiepop mulai menyebar sampai ke Jogja, Surabaya, Semarang, bahkan hingga kota kecil seperti Purwokerto, Malang, Bogor, Salatiga, dst.
Indiepop muncul dan berkembang di Bandung seiring perkembangan musik underground dengan band seangkatan Koil, Puppen, Full of Hate, dsb. Kehadiran indiepop di kota ini bisa dilacak melalui grup semacam Pure Saturday yang pertama kali merilis rekaman secara independen pada 1995 dan Cherry Bombshell yang mengedarkan demonya sebagai publikasi secara independen. Selain mereka, banyak juga band yang lahir pada masa itu dan sesudahnya, seperti Kubik, The Milo, The Jonis, sampai munculnya para eksponen baru lewat Mocca dan Homogenic di bawah label independen Fast Forward yang lebih dulu memberi input bagi scene lokal dengan merilis band-band indiepop mancanegara seperti The Cherry Orchard (France), 800 Cherries (Japan), Ivy (US) dan Club 8 (Sweden). Selain Fast Forward, Poptastic! Records juga menjadi referensi handal dengan merilis kompilasi Supadupa Fresh Pop yang berisi sejumlah band indiepop Jerman. Di samping band, Bandung juga cukup potensial dengan ramainya acara indiepop hampir setiap minggu. Acara berjudul Poptastic! yang diadakan oleh Poptastic! Records merupakan event bersejarah dalam perkembangan indiepop di Indonesia. Majalah cutting edge dari kota ini, Trolley, telah menjadi media pionir yang memicu wacana indiepop secara mendalam. Hingga sekarang perkembangan scene di Bandung semakin marak dengan pentas reguler semacam Les Voila maupun berbagai program radio khusus indiepop semacam Micropop, Popclusive, Pop Till You Drop, dsb.
Menyeberang ke Ibu Kota, indiepop di Jakarta tiada bedanya dengan yang terjadi di Bandung. Semarak indiepop di Jakarta lahir dari hingar bingarnya britpop yang terjadi di Inggris pada pertengahan era 90. Black Hole, Poster, dan beberapa venue bersejarah di Jakarta sangat mendukung penampilan band indiepop lokal yang kala itu lebih bervarian britpop. Generasi pertama diantaranya Pestol Aer (eksis sejak awal 90-an sebagai band punk namun beralih ke indiepop setelah merilis LP s/t pada 1995), Planet Bumi (produktif membuat 3 LP independen sejak 1995), Rumah Sakit (membuat rilisan independen sejak 1996), New Disease, Molenvliet, Gunting Kuku, dan sederet nama aneh lainnya. Young Offender dan Slammer merupakan komunitas yang kerap mengadakan acara dengan band-band tersebut. Dinamika band indie/britpop Jakarta ini bisa dilacak lewat fanzine lokal bernama Protection yang kini telah bermutasi menjadi webzine.
Beberapa tahun kemudian, Jakarta semakin berkembang dengan lahirnya generasi baru yang tidak sekadar terpengaruh britpop, melainkan varian yang lebih progresif (twee, jangle, bliss, folk, dsb.). Blossom Diary, Santa Monica, The Sweaters, Sugarstar, C’Mon Lennon, Ballads of the Cliché, Belladonna, dan The Sastro adalah sekian dari banyak penerus kultur indiepop saat ini. Jangkauan mereka pun makin mendunia dengan dirilisnya karya mereka oleh berbagai label indiepop di luar negeri. Eve Zine yang terbit sejak pergantian millennium adalah media independen asal Jakarta yang secara konsisten membahas band dan berita-berita indiepop paling aktual. Perkembangan indiepop di Jakarta juga ditunjang oleh maraknya komunitas yang tersebar di hampir seluruh penjuru Ibu kota seperti Balai Pustaka, Senayan Street, dsb. Berkat pergerakan semacam itulah scene Jakarta mampu terus berkembang melalui regenerasinya yang sangat dinamis.
Munculnya indiepop di Jogja juga tidak bisa dipisahkan dari perkembangan subkultur tersebut di Bandung dan Jakarta. Kebangkitan indiepop di DIY bermula pada awal 2000 dari beberapa mahasiswa yang berkumpul secara komunal setiap akhir pekan di Gelanggang Universitas Gadjah Mada dan mengukuhkan eksistensinya dengan nama Common People. Seperti halnya Young Offender di Jakarta atau Space City di Surabaya, Common People banyak memberi kontribusi bagi perkembangan indiepop di kota ini. Bentuk konkritnya adalah Garage Party, sebuah acara rutin bagi band-band indiepop untuk unjuk gigi dan sarana gathering, sekaligus mencari massa baru. Bangku Taman, Strawberry's Pop, Anggisluka, Klinik Mata dan Morning Glory adalah sederet band yang muncul pada awal perkembangan indiepop di Jogja. Dinamika indiepop di kota ini juga diwarnai dengan munculnya Blossom Records dan fanzine seperti Shine (2001) dan Square (2002) yang mengulas indiepop berupa feature, interview maupun review musik. Blossom Records yang berdiri sejak 2002 merupakan salah satu minor label di Jogja yang mempublikasikan band-band indiepop melalui LP, EP, maxi-single maupun kompilasi. Sekarang kultur indiepop di kota ini mengalami perkembangan progresif lewat eksponen baru yang sangat potensial seperti Plastic Dolls, The Monophones, The Superego, Dojihatori, The Dolphins, Ruang Maya, dan Indiepop Rising Club, sebuah collective network yang mensosialisasikan kultur indiepop kepada publik DIY melalui program Outerbeat, Blissteria, Ordinary Girl, Pop Kinetic, dsb.
Dalam skala global, indiepop telah berkembang menjadi jaringan kerja antar bangsa yang memungkinkan terjadinya rotasi untuk saling merilis rekaman di negara masing-masing. Gejalanya mulai dirasakan oleh band-band indiepop Indonesia yang telah dirilis di Swedia, Jepang, Singapore, Spanyol, Peru, dst. Mereka bisa saling berkomunikasi dengan baik karena idealisme mereka terhadap indie sama-sama merujuk kepada pemahaman internasional, yakni spesikasi musik tertentu yang berakar dari fenomena C86 maupun Sarah Records. Jaringan ini akan semakin solid dengan munculnya generasi baru yang tumbuh dengan idealisme mengakar dalam jiwa mereka, yaitu spirit independensi untuk selalu menjadi counter-culture terhadap musik mainstream, resistensi pada tren atau selera awam, dan idealisme self-sustain/self-indulgement yang menjadi karakter eksistensinya, seperti kawan-kawan mereka di negara lain di seluruh belahan dunia.
Semoga wacana ini bisa menjadi pengantar bagi kamu yang ingin lebih mendalami musik indie. Mulailah dengan memahami bahwa independen belum tentu indie dan indie belum tentu independen (secara label). Dari situ niscaya kamu akan memperoleh pencerahan untuk menyadari bahwa selama ini “indie” yang dimanipulasi secara mainstream adalah suatu pembodohan. Jadi kalau ada band pop non-major label yang musiknya setipe Colpdlay atau Nidji dan mereka mengklaim dirinya “indie”, berarti kamu sedang dibodohi. Renungkan...
Read more...

Jumat, 27 Mei 2011

TENTANG MUSIK ROCK

Musik rock gak pernah mati. Musik rock selalu berevolusi dari waktu ke waktu. kalau mbah-mbah lagi ngomong rock, maka rock yang dimaksud bakalan berbeda dengan apa yang terbayang oleh angkatan bapak-ibu kita. penafsiran rock dari kedua zaman itu pun bakalan beda dengan apa yang dimaksud dengan rock jaman sekarang.
dedengkot rock memang Beatles, tapi sebenarnya Grup Rock tertua di dunia adalah THE TIELMAN BROTHERS asal Indonesia, tepatnya dr Maluku yg hijrah ke Belanda pada tahun 1956.
Musik rock adalah musik pemberontakan dan poros utama dari perkembangan aliran musik mainstream saat ini. Dari rock sendiri kemudian lahir berbagai sub genre seperti punk, art rock, hardrock, heavy metal, glam metal, grunge, trash, hip metal, progresif rock dlsb yg terus beranak pinak sampai akhir jaman.
Namun yg lebih mendasar harusnya diketahui oleh para rocker keatas, adalah sebuah filosofi hidup. Hidup itu keras, sekeras batu karang, namun demikian, sekeras apapun hidup ini, hidup tetaplah harus bergulir. Cukup disayangkan bahwa falsafah ini tidak dianut oleh kebanyakan rocker. Lebih banyak yg terjebak pada gaya hidup/pergaulan, bukan lagi satu perjalanan batin selama hidup sang pelaku. Padahal satu hal yg tidak dapat dipilahkan, yakni antara gaya bermusik dengan watak yg terbentuk dari mengarungi hidup ini.
Bila seorang pecinta musik rock atau pelaku musiknya tanpa sadar masih saja menyekat antara pengalaman batin selama hidupnya dengan ekspresi jiwanya yg tertuang dalam satu karya musik rock, maka bagaikan robot yg lihai memainkan musik...tanpa rasa...tanpa pelibatan jiwanya...tanpa kehidupan...tanpa doa...
Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak yg mengaku rocker, yang me-konsumsi narkotika dan alkohol. Pertanyaannya, apakah yg seperti ini adalah syarat untuk memainkan dan menikmati musik rock? Apakah itu yg disebut rocker sejati?
Read more...

Minggu, 15 Mei 2011

MANAJEMEN GRUPBAND

Syarat manajer band :
• Seorang manajer band harus suka musik.
• Seorang manajer band harus punya jiwa kepemimpinan.
• Seorang manajer band harus punya network yang luas dan kemampuan membuat networking baru.
• Seorang manajer band harus punya jiwa marketing dan mampu menjadi juru bicara/PR (public relation).
• Seorang manajer band harus kreatif dan strategik.
• Seorang manajer harus fleksibel dan tidak semena-mena dalam pengambilan kuputusan.

Tugas manajer band :
• Menjaga keutuhan band.
• Membangun citra band.
• Menjalin kerjasama dengan pihak lain, seperti pihak label, EO, Lawyer, dan lainnya yang terkait dengan kepentingan band..
• Mengontrol sistem administrasi.
• Mencari job pentas, job iklan, dan job lainnya.

Tim Manajemen band
Sejalan dengan berkembangnya suatu grupband, maka manajemen band sudah tidak lagi dipegang hanya seorang manajer saja. Seorang manajer harus mulai membentuk tim kerja guna menangani semua aktifitas manajemen berdasakan jenis tanggungjawabnya.
1.Band Manager (manajer utama)
Bertanggungjawab mengatur semua lini demi kemajuan band yang tentunya berdasarkan plan strategic yang telah disepakati bersama.
2.Business Manager
Bertanggungjawab dalam hal negosiasi budget, perjanjian-perjanjian, dan lainnya yang terkait.
3.Personal Manager
Mengelolah masalah intern band, seperti jadwal latihan, jadwal pentas, jadwal wawancara radio dan lainnya yang terkait.
4.Tour Manager
Bertanggung jawab mengurus segala hal yang berkenaan dengan konser dan tur, seperti, transportasi, akomodasi dan lainnya yang terkait.
5.Road Manager
Bertanggung jawab untuk mengurus segala hal yang terjadi selama pentas. Dari awal pertunjukan sampai selesai.
6.Stage Manager
Bertanggung jawab dengan segala hal yang berhubungan di atas panggung, seperti, kru, operator dan lainnya yang terkait.
7.Finance Manager
bertanggungjawab mengelolah keuangan secara keseluruhan.
Read more...

Jumat, 06 Mei 2011

Musisi-musisi Pemberontak

Kehadiran musik dalam guratan sejarah telah berhasil menancapkan fakta tersendiri. Jagad musik dalam beberapa dekade terakhir telah memunculkan barisan musisi yang tidak hanya sekedar lihai meramu instrumen, namun lebih dari itu, musik sebagai bahasa universal mampu beroperasi dalam dialektika sosial masyarakat.


Pergeseran naluri musik tidak lagi sebatas pengalaman estetis-auditif ataupun hiburan semata. Musik ditangan beberapa musisi progresif semakin menghentakkan iramanya ke jantung realitas. Mendentingkan kesadaran di tengah ketimpangan sosial, atau bahkan tidak jarang pula memacu kekuatan radikal menuju perubahan sosial.

Dalam segmentasi berbagai genre musik, para musisi telah semakin berani mengusung komposisi nada perlawanan atau pemberontakan. Intonasi kritik dan protes pun akhirnya lekat dengan musik, jumlahnya sebanyak para musisi yang meyakini bahwa pembaharuan sosial bisa disuarakan melalui musik.

Gerakan punk, misalnya, lahir dalam notasi kegalauan sosial, di mana anak-anak muda meluapkan kebosanan terhadap represi politik yang dilakukan oleh para penguasa. Hal semacam itulah yang memicu beragam gerakan perlawanan dalam sendi perkembangan musik di belahan dunia.

Pelaku resistensi dan pemberontak dapat diamati secara lintas-genre. Dalam ranah rock, band rap-rock Rage Against The Machine (RATM) adalah contoh yang cukup representatif. Bukan hanya karena musik dan liriknya yang mengedepankan kritik politik, namun juga karena para personel band ini sangat aktif dalam gerakan-gerakan politik perlawanan sayap kiri.

Jauh sebelumnya, pada dekade 1960-an, Bob Daylan menjadi sosok penting dalam gerakan perlawanan kaum muda terhadap kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang melanjutkan perang di Vietnam. Perjuangan dan dedikasi Bob Dylan di dunia musik demikian mengagumkan. Dia merupakan musisi multidimensional, penyanyi, pencipta lagu, penulis, sastrawan, dan disc jockey. Dylan bahkan berhasil memprovokasi lahirnya sejumlah genre dalam musik pop, termasuk folk-rock dan country-rock.

Sejumlah karya terbaik Dylan begitu populer ketika dirinya menjadi dokumentarian dan tokoh pergolakan di Amerika Serikat. Karya-karya Dylan dianggap mampu menjadi kontrol sosial bagi perilaku pemerintah serta masyarakat yang bertindak berlebihan. Tak heran jika pengaruhnya terus bergema hingga beberapa generasi. Nama Bob Dylan tak lekang dari ingatan. Belakangan warga dunia masih menyanyikan lagu-lagunya dalam berbagai demonstrasi dan aksi protes terhadap aksi Amerika menginvasi Irak beberapa tahun silam.

Blantika musik dunia pun menorehkan sejumlah musisi yang bisa dikatakan sebagai inspirator sekaligus “provokator”. Bob Marley sang punggawa musik Reage mampu menghadirkan kepercayaan diri, pemberontakan dan keadilan. Jim Morrison (vokalis band The Doors) mengusung latar musik rock baru dengan suasana yang kompleks, surealis, dan sugestif yang mengeksplorasi seks, mistisisme, obat-obatan, pembunuhan, kegilaan hingga kematian. Marilyn Manson, rockstar yang berhasil mencitrakan dirinya dengan sosok yang lekat dengan kegelapan dan satanik.

Musisi Lokal
Pada jalur musik pemberontak, masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan nama Iwan Fals. Konsistensinya terhadap lagu-lagu dengan lirik perlawanan terhadap ketidakadilan membuatnya dikenal sebagai pahlawan kaum pinggiran. Dia mengungkapkan realitas sosial dalam untaian lirik lagu berirama balada.

Setiap kali mendengar lagu-lagu Iwan Fals, banyak orang yang sejenak tersadarakan kondisi sosial tanah air. Orang menyukainya karena lagu-lagunya mudah dicerna dan mengandung pesan-pesan humanis yang mendalam. Kelebihan lirik lagu-lagu iwan yang paling mencolok adalah kenyataan bahwa dia tidak lahir dari ruang hampa, lirik-liriknya lahir dari hasil jepretan atas kondisi sosial politik Indonesia sendiri dengan penggunaan kata-kata sederhana, telanjang, dan kadang-kadang jenaka.

Nama lain yang tak kalah kondang adalah almarhum Harry Roesli, musisi kelahiran Bandung yang kerap melahirkan karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan diktator yang korup. Kegiatannya di mana saja tak pernah lepas dari pengawasan aparat. Dia juga sering terlibat dalam berbagai aksi dan advokasi ketidakadilan. Pada masa Orde Baru, pementasan musik dan teater yang dibuatnya sering dicekal aparat keamanan.

Saat bergulirnya reformasi Mei 1998 untuk menggulingkan rezim Soeharto, Harry berada di barisan depan para demonstran. Rumahnya pada waktu itu menjadi pusat aktivitas relawan Suara Ibu Peduli di Bandung. Sejak dulu rumahnya ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para aktivis mahasiswa.

Sikap kritis Harry tidak hanya berhenti setelah lengsernya Soeharto. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan Megawati, dia sempat diperiksa Polda Metro Jaya gara-gara mempelesetkan lagu wajib Garuda Pancasila.

Resistensi dan kemajuan musik semakin menegaskan pentingnya semangat perdamaian, persatuan, dan kampanye anti-kekerasan. Musik seakan bergerak menjadi aparatus kebudayaan dan gerakan yang menghujam segala bentuk ketidakadilan serta penindasan.
(source: http://smokeragon.blogspot.com/2010/03/25-musisi-pemberontak.html)

Menilik perkembangan musik Indonesia disaat ini, sangat jarang pencipta lagu baik dari grupband maupun perorangan yang konsen pada tema lirik yang mengkritisi bangsa ini, terutama di lini nilai-nilai kemanusiaan. Semua hanya terkonsentrasi pada tema cinta, kepedihan, patah hati dan sejenisnya demi alasan klasik yakni permintaan pasar. Padahal filosofi seorang seniman adalah menjaga kemurnian karyanya, selalu membuat pembaharuan dan selalu sarat dengan muatan pencerahan hidup. Ini yang perlu direnungkan oleh semua pelaku musik di negeri ini...
Read more...

Rabu, 23 Maret 2011

SOUND CHECK (Part #2 - END)

Perangkat sound system harus dipastikan bekerja dengan normal serta dipastikan pula dengan komposisi setting yang semestinya/baku. Besaran kapasitas sound system yang dipakai harus proporsional terhadap luas area event tersebut, baik indoor maupun outdoor. Ada anggapan, semakin besar watt-nya suatu power Ampli maka akan semakin keras pula suara yang di keluarkan oleh speaker. Pastinya tidak sekedar itu, tingkat kekerasan bunyi dari suatu sound system/speaker tidaklah bergantung pada seberapa besar watt yang digunakan, namun tergantung pada berapa besar SPL (Sound Pressure Level) yang dikeluarkan oleh speaker tersebut. SPL adalah satuan ukuran untuk tingkat efisiensi speaker. Penggunaan speaker dengan kualitas rendah, daya yang dibutuhkan akan semakin besar pula untuk me-cover suatu acara pertunjukan.
Perhitungan gampang hubungan antara daya (watt) dengan SPL yakni setiap kelipatan daya (watt) akan terjadi penambahan 3dB SPL. Contoh, bila speaker yang digunakan dengan sensitivitas 100dB pada 1 watt 1 meter.

Bayangkan bila sensitivitas speaker yang digunakan dengan spesifikasi kurang dari 100dB dalam 1 watt 1 meter, katakanlah 68dB SPL dalam 1 watt 1 meter, berapa box speaker yang harus dikerahkan untuk pencapaian SPL tertentu, terutama pada acara musik antar daerah secara estafet (tourshow), ongkos angkutan box speaker saja bisa dua atau tiga kali lipat yang harus dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya bila sensitivitas tiap speaker yang digunakan dengan spesifikasi 1 watt 1 meter menghasilkan 115dB.

Penataan box speaker (couple system)
Cara perangkaian atau penataan kotak-kotak speaker yang digunakan pada satu acara pertunjukan tidak bisa diabaikan begitu saja. Penataan dengan menyusun ke atas atau vertikal akan menghasilkan efek penguatan daya. Sebagai contoh 2 box speaker yang di tata vertikal akan terjadi penguatan sebesar 3dB di kotak speaker yang dibagian bawah dibanding penataan secara melebar/horizontal.
Dengan ilustrasi tersebut, cara menata box speaker secara vertikal menjadi opsi yang lebih efektif, terlebih dengan adanya line array system maka hal ini cenderung bukan sekedar trend atau show off belaka. Line Array System mempunyai dua hukum yang membuatnya lebih efektif, pertama, suara dapat diarahkan dan di prediksi dengan baik dan kedua, hanya terjadi pengurangan sebanyak 3dB setiap kelipatan jarak antara speaker dan audiens. Sedangkan pada sound system konvensional terjadi pengurangan sebanyak 6dB di setiap jarak yang di kalikan dua (doubling of the distance). Jadi dalam hal ini Inverse Square Law tidak berlaku pada Line Array System.

SPL dan Jarak
Jarak dengar terhadap speaker juga akan mempengaruhi SPL. Makin jauh posisi audiens dari speaker, maka penurunan SPL akan cukup signifikan. Penurunan SPL yang terjadi sesuai dengan hukum keterbalikan jarak. Maksudnya, setiap penggandaan jarak (jarak x 2) antara audiens dengan speaker akan mengakibatkan penurunan SPL sebesar 6db (kecuali line array system). Sebagai contoh, speaker dengan daya 1000 watt pada jarak 1 meter akan menghasilkan 130dB, maka pada jarak dengar 2 meter akan menjadi 124dB, pada jarak dengar 4 meter akan menjadi 118dB, pada jarak dengar 8 meter akan menjadi 112dB dan seterusnya. Dengan penggambaran tersebut maka jarak antara mixer utama (FOH) dengan panggung (sound system) cenderung harus diperhitungkan dengan seksama, termasuk kaitannya dengan luas area, kondisi akustiknya (indoor), bangunan sekitar area (outdoor), prediksi jumlah penonton dan kelembaban udara serta kualitas semua perangkat sound system, tentunya.
Read more...

Senin, 21 Maret 2011

SOUND CHECK (Part #1)

Sound Check atau lazimnya kita menyebut cek sound adalah satu kegiatan yang dilakukan sebelum satu acara pertunjukan musik, seminar, pesta perkawinan dan lain sebagainya yang melibatkan seperangkat sound system dengan tujuan agar saat acara berlangsung, semua yang berhubungan dengan sound system sudah layak dengar sesuai dengan yang diharapkan.

Disini, kami akan membahas cek sound yang dilakukan pada satu acara pertunjukan musik (live show), dari skala kecil sampai besar, baik acara indoor maupun outdoor. Kami tekankan, kesuksesan dalam satu pagelaran musik tidaklah lepas dari satu aktivitas yang disebut cek sound.

Apa saja yang perlu dilakukan di aktivitas cek sound? Pada umumnya, cek sound diartikan kegiatan yang dilakukan satu grupband sebelum acara sesungguhnya dimulai. Padahal ini hanya salah satunya saja dalam satu kegiatan cek sound. Faktor yang berhubungan dengan aktivitas ini antara lain, faktor sumber daya manusia (Sound Engineer & cableman), kualitas perangkat suara (PA/Crossovers/Speakers/mixers/cables/Genset/plugs/mics), kualitas perangkat musik (drum/bass/guitar/keyboard/sound control), jalur instalasi suara (rute sound), luas gedung & kondisi akustiknya (indoor), luas area & bangunan sekitar (outdoor), estimasi jumlah penonton, wawasan pemusik hal sound dan faktor kelembaban udara.

Sound Engineer bukan hanya bertanggung jawab agar suara yang keluar ke penonton terdengar bersih, volume yang optimal dan pengaturan frekuensi yang tepat sehingga akan menghasilkan suara yang bernyawa (exciting), namun juga dituntut untuk memahami benar setiap warna sound dari masing-masing pengisi acara yang tampil di pementasan tersebut agar warna sound milik sang pengisi acara tetap tersampaikan presisi kepada pendengarnya. Jadi bukan sekedar bisa membuat sound out menjadi cemerlang saja.
Contoh kasus kegagalan seorang Sound Engineer/operator adalah merubah sumber sound awal (grupband) menjadi jauh lebih bagus, dan terlebih pihak grupband menyetujuinya dengan spontan. Walaupun seorang operator mixer induk mampu meramu sound out yang top banget, namun kesalahan fatal telah dibuatnya, yaitu mengabaikan karakteristik sound dari para grupband yang berlaga.

Cableman juga punya andil atas sukses-tidaknya di dalam suatu acara panggung hiburan musik. Kru kabel yang terdiri dari 2-4 orang inilah yang menyusun semua perangkat keras beserta jalur kabel-kabelnya serta memastikan bahwa semua yang sudah tertata benar-benar valid.

Dasar penyusunan seperangkat sound system (Sound reinforcement) baik yang menggunakan system sederhana maupun sampai melibatkan perangkat yang banyak dan rumit adalah sama, prinsipnya yakni :
1. Suara ditangkap oleh microphone/pick up dari sumbernya.
2. Microphone/pick up merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui kabel menuju mixer panggung.
3. Mixer panggung menerima signal suara melalui setiap kanalnya (channel) untuk di distribusikan ke monitor panggung dan ke mixer utama yang ditempatkan di area penonton (FOH/front of house) dengan menggunakan snake cable.
4. Mixer panggung menerima signal suara melalui setiap kanalnya (channel) untuk di mix dengan kanal-kanal yang lain.
5. Signal suara yang telah di mix (balance/equalize/efek lainnya) akan dikirim melalui kabel ke Cross Over (pemilah frekuensi signal high/mid/low).
6. Dari cross over akan dikirim ke Power amplifier.
7. Power amplifier akan menguatkan signal tersebut lalu mengirimnya ke Loudspeaker.
8. Loudspeaker merubah signal listrik tersebut menjadi getaran mekanis dari konus speaker dan getaran udara itulah menghasilkan suara.
Read more...

Sabtu, 26 Februari 2011

MUSIK INDONESIA MAJU PADA KUANTITAS TAPI MUNDUR PADA KUALITAS

Dalam kurun dekade ini, musik Indonesia boleh dikatakan meriah. Bermunculan pula artis-artis baru, baik dalam skala independent (indie) label maupun artis rekaman major label. Tengok dua dekade lalu artis major label dari bendera Musica Studio’s banyak merajai pasar musik Indonesia, demikian juga dengan major label lain Aquarius, Sony Music, EMI, Universal Music dan Warner Music Indonesia mengalami dan mulai menyemarakkan artis Indonesia dengan berbagai warna musik pop, rock dan alternative Indonesia yang catchy.

Kini seperti wabah muncul kekuatan kekuatan baru label-label yang siap untuk menggempur dominasi mereka seperti Trinity Optima, Nagaswara, E-Motion Entertainment. Meskipun major label sebelumnya masih tetap bertahan untuk berbagi kue dengan label-label baru yang siap dengan penyebarannya melalui gelombang barunya.

Kurun terakhir muncul gelombang musik-musik Indie yang tidak mau disetir selera major label mencoba terobosan baru dengan mengemas musik yang dibilang eksperimentalis dan sesuai dengan konsep yang diemban oleh masing-masing kelompok musik dalam berkreasi. Lihat saja Fast-Forward Record mencoba menyuguhkan warna baru yang mulai berbeda pada era tahun 90an seperti kelompok musik Mocca yang sarat dengan irama Swedish Pop. Belum lagi MTV Indonesia yang masih waktu itu mampu menyemarakkan blantika musik Indonesia secara jauh lebih kreatif dan innovative.

Saat ini indie label dengan artis-artis yang menunjukkan eksistensi musik mereka seperti Anda, Tika and The Dissidents, Indra Hardjodikoro, Endah N Resha dan Melancholic Bitch benar-benar menyuguhkan kualitas musik yang diacungi jempol meskipun dari penjualan pasar tidak seramai lagu-lagu pop kacang goreng, namun kreatifitas mereka tidak perlu dianggap main-main.

Lalu apa jadinya setelah terjadi gelombang baru, mandulnya MTV Indonesia akibat ambisi Global TV yang mencoba merebut simpati merebut kue pasar pertelevisian di Indonesia melalui Variety show macam pendahulunya membuat musik Indonesia yang sebelumnya MTV Indonesia mencoba mencontoh musik dengan era musikalitas sekelas MTV dengan video-video clip yang kreatif mendadak berpaling menjadi lebih hura-hura semodel acara Dahsyat, De Rings dan acara-acara semodel lainnya di televisi swasta. Acara kemasan hura-hura ini menyebabkan perubahan bentuk dengan pengerahan masa bayaran dan iklan terselubung dalam bentuk yang sok-live show itu. Yang penting perusahaan rekaman mampu membayar biaya promosi si artis untuk diorbitkan.

Meskipun MTV juga merupakan sarana promosi namun paling tidak anak-anak kreatif di dalamnya jauh lebih faham mengenai permusikan. Berbeda dengan televisi yang hanya sekedar mengeruk keuntungan semata dan dengan ditambah persaingan ringback tone dari operator-operator alat komunikasi telephone genggam yang mencoba memasuki pasaran mereka dengan cara menjual kode dan mengaktifkan ringtone, maka terjadilah perubahan bentuk yang tidak bisa dibendung lagi.

Major label yang sebelumnya getol menyuarakan lagu-lagu kreatif mendadak tersuruk ikut-ikutan tergelincir dalam arus perubahan bentuk pop distorsi alternatif yang sempat merajai era tahun 90an hingga pertengahan tahun 2000an agaknya tak kuasa menahan bendungan arus laju label-label baru yang kurang kreatif tapi lebih menonjolkan selera pasar dengan harapan ringtone yang dijual melalui lisensi operator komunikasi menjadi lebih dominan ditambah dengan serbuan band-band yang mencoba sok-live di acara gegap gempita televisi semodel Dahsyat, De Rings dan lain-lainnya.

Coba tengok kebelakang, kalau tahun 1970an segmentasi pasar musik Indonesia dibagi atas musik gedongan dan musik kampungan, jelas bahwasanya musik gedongan itu adalah musik milik kaum menengah ke atas, sedangkan musik kampungan atau pinggiran ini adalah milik musik kaum menengah kebawah.

Tahun 80an juga demikian peta musik Indonesia dibagi menjadi Pop Kreatif , Pop Cengeng dan Dangdut. Pop Kreatif selalu diwarnai musik-musik Indonesia waktu itu sebagaimana era 80an penuh dengan synthesizer seperti new wave dan sentuhan jazzy seperti PT Aquarius Musikindo mengkompilasikan kaset yang beredar pada era tersebut dengan judul: “Mereka Menyebutnya Pop kreatif” yang berisi kompilasi Ruth Sahanaya, Oddie Agam, Vina panduwinata, Sheila Madjid, Fariz RM, dll. Lalu siapa kala itu yang mewabah termasuk dalam Pop Kreatif ? didalamnya tentu saja ada 2 D (Deddy Dhukun dan Dian Permana Putra), Sheila Madjid, Ruth Sahanaya, KLa Project, Atiek CB, Hari Moekti, Januari Christy, Fariz RM, Vina Panduwinata, Utha Likumahuwa, Krakatau, Karimata dll.

Sedangkan Pop Cengeng tentu saja sekitar Rinto harahap, Pance, Obby Mesakh C, JK Records dengan artis-artis orbitannya seperti Betharia Sonata, Iis Soegianto, Ratih Purwasih, Dian Piesesha, Nia Daniaty, Ria Angelina dan lain-lain. Dalam dangdutpun jelas kelihatan penyanyi-penyanyi dan musisi dangdut selain Raja dan Ratu Dangsut, Rhoma Irama dan Elvie Soekaesih seperti Evie Tamala, Iis Dahlia, Mirnawati hingga Rita Soegiarto dan sederetan artis yang masuk kategori Dangdut Remix lainnya meskipun ada pembaharuan dengan menggabungkan Disco dengan dangdut namun musik dangdut sempat menjadi kotak tersendiri waktu itu.

Lalu bagaimana peta musik Indonesia era sekarang. Setelah terjadi ledakan band Indonesia lengkap dengan segala kreatifitasnya seperti Dewa 19, Slank, Padi, Sheila On 7, Samsons, Cokelat, Naif, Nidji, dan Peterpan maka terjadilah leburan dahsyat yang kaum pinggiran dan kaum masyarakat kebanyakanpun mulai menyukai lagu-lagu dengan forma band-band Indonesia.

Namun band band mapan tersebut kemudian mulai kegeser populeritasnya disaat terjadi peleburan dan berkurangnya pamor dangdut di blantika musik Indonesia, maka mulailah band-band kurang kualitas …Radja, Ungu, ST12, Wali, Kangen, D’Bagindas, Armada, The Potters dan beberapa band yang minim kualitas tapi mendapat sambutan luar biasa dari semua kalangan karena terjadinya peleburan koneksitas penggemar yang tidak jelas dari strata sosial yang berbeda baik strata sosial menengah ke bawah dan menengah ke atas..

Jujur beberapa rekan saya menolak kalau kelompok-kelompok musik seperti ini disebut kelas “kacangan” atau rendahan. Padahal kalau mau jujur mereka berangkat dari hal yang sama yang mendasari pergerakan musik mereka. Mereka mencoba mencari sensasii dengan lirik yang sederhana dan terkadang kurang kurang pas/mengena, melodi yang parah, suara yang biasa-biasa saja namun gegap gempita penyambutnya luar biasa.

Trinity Optima memang sedang panen dengan UNGU dan ST12.Apalagi selalu kerjasama dengan setiap sinetron baru untuk mengedepankan lagu unggulannya. Itulah strategi promosi yang mau nggak mau pendengar biasa populer dengan lagu itu misalnya ST12 dengan lagu “ Biarkan Aku Jatuh Cinta” dari Soundtrack Sinetron Safa dan Marwah di RCTI. Agaknya ada kecenderungan saling dukung antara pihak perusahaan rekaman berkolaborasi dengan rumah produksi pembuat sinetron dan stasiun televisi yang lagunya dijadikan tema untuk sinetron-sinetron baru di RCTI.

Kedua kelompok musik unggulan Trinity Optima seperti Ungu dan ST12 ini yang paling laku. Trinity Optima juga bernai membayar mahal untuk membuat konser di televisi swasta untuk menaikkan kibaran benderanya dengan kedok Mega Concert Tidak saja sekaliber mereka Kangen Band, Wali dan beberapa kelompok musik yang tidak jelas mulai menyerbu pasar musik Indonesia. Populeritas Kangen Band dan Raja pun semakin digemari dan mendudukkan posisi mereka bahwa semakin dicaci maki semakin membuat nama mereka semakin melambung.

Runtuhnya dominasi lagu-lagu barat dan dikebirinya program MTV di Indonesia yang mempopulerkan lagu-lagu barat menyebabkan laju lagu-lagu Indonesia menjadi tak terbendung. Namun sayangnya justru munculnya berbagai genre musik di Indonesia yang semakin kaya, agaknya mayoritas pasar tidak peduli dengan lagu yang mereka suka. Itulah kenyataanya. Lagu Indonesia model ini agaknya yang laku dipasaran, diacara sok-live show, padahal playback ….begitu minus one nya rusak maka tata panggungnya bikin malu-maluin….di televisi yang meriahkan oleh para Alay (sebutan para ABG Lebay) dengan antusias. Penggemar UNGU seperti mbak mbak dan ibu-ibu rumah tangga seolah olah kesihir dengan kegantengah Pasha Ungu yang menurut mereka Pasha itu ganteng.

Sebetulnya musik Charly itu ada bagusnya seperti Saat Terakhir, namun setelah mendalami lebih dalam lagi….alamakkkk …itu sok Malay banget! Celakanya Charly sudah menabur pesona dengan beberapa tindakan kemanusiaan yang sempat membuat para fansnya ST Setia semakin histeris dan dicintai. Dengan disanjungnya Charly sebagai New class hero di kalangan penggemarnya belakangan ini muncul plagiat plagiat atau pengekor-pengekor Charly yang mencoba mendayu-dayu sok ke melayu melayuan seperti Hijau Daun dan D’Bagindas.

Coba tengok kebelakang ketika terjadi serbuan Rock-Rock Kampak ala Malaysia yang ditunggangi oleh Amy Search dengan Isabela yang fenomenal itu, lagu Isabella hampir diketahui semua lapisan masyarakat bahkan saya pernah dengan dimunculkan juga polemik Isabella dalam ceramah Khutbah Shalat Jumat. Saking fenomenalnya munculah serbuan kamikase kumpulan rock Melayu lainnya seperti IKLIM, MAY, UKS yang so-boring-monotonous-beat dan lain-lain sempat memataharangkan lagu-lagu dari supergrup di Indonesia.

Namun musisi-musisi Indonesia dengan sigap menyatakan bahwa musik Indonesia jauh lebih baik dan berkualitas dibanding dengan musisi-musisi Malaysia.
Sentimen dengan Malaysiapun muncul setelah diadaptasinya lagu Rasa Sayange dalam Iklan Visit Malaysia dan juga diclaimnya beberapa budaya Indonesia oleh Malaysia. Namun belakangan ini seolah terjadi trend fashback seolah-olah lagu-lagu Indonesia kembali bergelayut dan mendayu-dayu. Sementara lagu-lagu Indonesia yang dikomandoi Charly seolah siap untuk memajukan lagu dengan cengkok dan gaya yang ke Melayu-Melayuannya siap untuk menggebrak blantika musik Indonesia.

Sebetulnya masalahnya syah-syah saja orang berkreatifitas. Kita serahkan bagaimana saja publik menilai. Saat ini memang musik-musik Indonesia dimonopoli seperti musik itu yang lagi diatas angin. Tema-tema yang menarik publik dan yang menggelitik itulah yang sedang digandrungi. Peleburan masa penggemar musikpun masih belum bisa terpisahkan, namun paling tidak saat ini terdapat kubu yang disebut sebagai Band yang dibenci dan dicaci maki. Minimal Radio-radio di Ibukota yang dianggap elit merasa enggan untuk mempublikasikan lagu dari kalangan kedua ini. Ini berarti bahwa pola musik Indonesia masih terdapat pengkotak-kotkan terhadap musik.

Dibalik itu masih banyak musik Indonesia yang bagus dan berkonsep seperti The Changchuters, Vierra, Alexa, Run, Andra & The Backbone, Geisha, Kotak, D’Masiv, Kerispatih, D’Cinnamon, Ten2Five, dan Letto. Demikian juga dengan penyanyi-penyanyi idola yang sukses seperti Afgan, Vidi Aldiano, Pasto dll. Minimal paling tidak karya-karya mereka masih enak didengar dan mempunyai pasar yang besar Cuma disinilah terjadi peleburan yang tidak jelas dipasar karena masyarakat umum mendua dalam menggemari genre musik yang ada. Yang suka Alexa dapat juga suka Ungu atau ST12..
Read more...

Minggu, 06 Februari 2011

5 Penyebab Dunia Musik Indonesia Makin Suram Dan Memalukan

Berikut ini merupakan fakta-fakta yang terjadi di industri musik Indonesia, yang mengakibatkan dunia musik Indonesia menjadi semakin membosankan, memalukan dan suram :

Plagiat

Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas.

Di Indonesia sendiri banyak plagiator-plagiator yang tidak mengakui bahwa dirinya plagiat (meskipun banyak juga yang tidak plagiat, namun pamor mereka kalah oleh yang plagiat), baik itu penyanyi solo, group band, pengarang lagu dan banyak lagi. Mereka beralasan, hanya meng-influence aliran/genre musiknya saja, dan itu sudah menjadi satu senjata andalan bagi mereka untuk beralasan. Dan ketika salah satu penyanyi solo atau group band sukses dengan ke-plagiator-annya, maka yang lain sepertinya berlomba-lomba untuk mengikuti jejak plagiator sukses tersebut. Dan akhirnya, semakin membosankan musik Indonesia.

Lip-sync

Lip-sync atau lip-synch adalah istilah teknis untuk pencocokan gerakan bibir dengan suara. Dalam sebuah konser musik atau siaran langsung di televisi, lip sync merupakan hal yang kontroversial.

Di negara China, kementrian kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan tentang lip sync pada bulan Agustus 2009. Kementerian mengeluarkan kebijakan itu karena menilai bernyanyi lip sync termasuk kebohongan publik. Dan sebulan dari itu, dua penyanyi China, Starlets Yin Youcan dan Fang Ziyuan kedapatan hanya bercuap-cuap saat mereka konser di Provinsi Sichuan. Mereka di denda sekitar 80 ribu yuan atau RRp. 110 juta sekaligus menjadi korban pertama kebijakan kementrian kebudayaan. Kebijakan itu dikeluarkan karena pada tahun 2008, panitia Olimpiade Beijing melakukan tindakan kontroversial. Memasang gadis muda yang bernyanyi lip sync saat upacara pembukaan Olimpiade. Panitia beralasan tindakan itu dilakukan karena penyanyi sebenarnya tidak cukup cantik untuk ditunjukkan ke seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, lip sync menjadi sesuatu yang wajar dan pelaku nya pun sepertinya nyaman-nyaman saja (yang penting di bayar kata "mereka"). Banyak acara-acara pagelaran musik yang menggunakan "jasa" lip sync, baik itu di siarkan langsung oleh televisi maunpun tidak. Dan acara tersebut sukses menyedot penonton dan menaikkan rating acara tersebut mengakibatkan menjamurnya acara "lip sync show" di berbagai stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Namun, banyak juga acara-acara konser musik yang tidak menggunakan "jasa" lip sync, seperti : indiefest, soundrenalin, dan banyak lagi.

Tema Lagu Yang Sama

Dalam hal pemilihan judul lagu, hampir semua penyanyi, group musik, ataupun pencipta lagu memiliki tema yang sama. Ini membuat semakin membosankannya musik di Indonesia. Ketika seorang penyanyi atau group musik memiliki sebuah lagu yang sukses dengan tema, misalkan "selingkuh", maka dengan serempak penyanyi atau group musik yang lain membuat lagu dengan tema tersebut (meskipun tidak semua, tetapi kebanyakannya begitu). Mereka mencoba peruntungannya dengan tema lagu tersebut, meskipun dengan musik seadanya. Dan ini sangat-sangat menyedihkan.

Pemaksaan Karakter

Mungkin hanya di Indonesia saja yang memiliki aktris/aktor segala bidang. Pemain sinetron, penyanyi, pemain film layar lebar, penulis lagu, presenter, dan sebagainya bersatu dalam satu karakter. Mereka menyebutnya "Aktris/aktor Serba Bisa". Apakah dengan begitu, bisa disebut "serba bisa"? Belum tentu!. Karena banyak contoh yang memperlihatkan ke-lucu-an tersebut. Seseorang yang tidak memiliki bekal, bahkan bakat dalam dunia musik di paksakan untuk terjun kedalam dunia musik, maka yang terjadi adalah ke-lucu-an. Mereka menggunakan label keartisannya untuk mendongkrak popularitas di dunia musik. Memang itu hak mereka untuk berbuat seperti itu, tapi apakah mereka melihat hak orang lain?

Selain dari kalangan artis, banyak juga dari sekelompok orang yang mencoba untuk sukses di dunia musik. Dan bagi mereka yang tidak memiliki bakat dalam dunia musik, akhirnya akan tenggelam seiring dengan bermunculannya sosok-sosok yang memiliki bakat di dunia musik.

Kekuasaan Ada di Tangan Major Label

Mungkin inilah penentu seseorang atau sekelompok orang sukses atau tidaknya mereka dalam dunia musik. Dan ini merupakan fakta yang sangat jelas. Major Label-lah yang mengelola rekaman suara dan penjualannya, termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Mereka biasanya memiliki kontrak dengan artis-artis musik dan manajer mereka. Dan sepertinya sudah tidak perlu di jelaskan lagi, bagaimana major label - major label yang ada di Indonesia, sudah tahu sama tahu. Kekuasaan Major Label bisa sampai ke kreativitas atau improvisasi para musisi yang di kontraknya (mungkin di Indonesia saja). Dan hampir semua Major Label di Indonesia seperti itu!
Read more...

10 Band Metal Paling Berpengaruh Di Industri Musik

1. BLACK SABBATH

Black Sabbath adalah kelompok musik dari Inggris yang dianggap sebagai salah satu pendiri aliran musik heavy metal pertama. Didirikan oleh Ozzy Osbourne (vokal), Tony Iommi (gitar), Geezer Butler (bass) dan Bill Ward (drum), mereka telah mengalami sekian banyaknya pergantian personel sehingga pada satu saat hanya Iommi yang tersisa dari formasi awal. Black Sabbath juga telah beberapa kali mengadakan reuni dengan mantan-mantan anggotanya, baik di atas panggung maupun di studio rekaman. Saat ini status mereka adalah vakum, dengan masing-masing anggota berkonsentrasi pada solo karirnya.

2. JUDAS PRIEST

Judas Priest adalah salah satu kelompok musik heavy metal paling berpengaruh. Band ini didirikan pada 1969 di Birmingham, Inggris oleh K.K. Downing dan Ian Hill. Formasi klasik mereka termasuk vokalis Rob Halford, gitaris K.K. Downing dan Glenn Tipton, dan bassist Ian Hill. Lagu mereka Painkiller, You’ve got another thing comin’, and Breaking the Law sangatlah classic dan keren. Salah satu band beraliran sport metal terbaik sepanjang masa.

3. IRON MAIDEN

Iron Maiden adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975 di London, Britania Raya oleh pemain bas Steve Harris. Mereka telah meraih kesuksesan dan mempengaruhi banyak kelompok musik lainnya. Vokal Bruce Dickinson yang sangat kuat benar-benar menguatkan band ini. Lirik lagu mereka catchy dan memorable.Mereka juga dianggap sebagai salah satu band dalam New Wave of British Heavy Metal. Band-band baru banyak yang terinspirasi dari mereka seperti : Bullet for My Valentine, Chilrdren of Bodom

4. METALLICA

Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles – Amerika Serikat dengan nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah tersebut mendapat nama tersebut. Cliff Burton (sang bassis) meninggal dalam kecelakaan bus 27/9/1986, posisinya digantikan oleh James Newsted, bassis dari grup Floatsam and Jetsam.

5. MOTOR HEAD

Motörhead adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975 di London, Britania Raya oleh pemain bas Lemmy Kilmister. Mereka telah meraih kesuksesan dan mempengaruhi banyak kelompok musik lainnya. Mereka juga dianggap sebagai salah satu band dalam New Wave of British Heavy Metal et Thrash Metal.

6. CELTIC FROST

Celtic Frost adalah pelopor band beraliran gothic metal yang paling pengaruh. Berbeda dengan progressive metal di mana percobaan dilakukan terutama dalam complex rhythms dan struktur lagu dan mempertahankan instrumen traditional, mereka menggunakan suara-suara yang tidak lazim.

7. MANOWAR

Manowar adalah band beraliran power metal yang mana lirik mereka sering berisikan tentang fantasi dan bagaimana menjadi seorang pejuang. Kalau didenger-denger, punya kesamaan seperti band-band sejenis setelah mereka : Hammerfall, Dragonforce.

8. SLAYER

Slayer adalah grup musik thrash metal Amerika Serikat, dibentuk pada tahun 1982 oleh Jeff Hanneman dan Kerry King di Huntington Park, California. Kelompok ini telah menelurkan 10 album studio, 2 album live, dan 1 boxed set. Mereka mulai terkenal di tahun 1980-an terutama setelah album mereka Reign in Blood (1986). Bersama dengan Metallica, Anthrax, dan Megadeth mereka adalah 4 besar band thrash metal.

9. DEATH

Death adalah band death metal Amerika yang paling berpengaruh, didirikan oleh vokalis sekaligus gitaris Chuck Schuldiner. Pada tahun 2001, band bubar karena kematian Schuldiner.
Mereka di akui sebagai salah satu grup paling berpengaruh di genre death metal. Debut album band “Scream Bloody Gore” dianggap sebagai pola genre tersebut, dijelaskan oleh para kritikus sebagai “Dokumen prototype pertama death metal”. Hanya Schuldiner salah satu orang yang pertama tersisa di band dari awal hingga akhir. Para penulis biografi musik telah menganugerahi Schuldiner sebagai “bapak death metal”.

10. NAPALM DEATH

Napalm Death adalah sebuah band grindcore/death metal yang paling bertahan lama, mereka berasal dari Birmingham, Inggris. Mulanya band dibentuk di desa Meriden dekat Birmingham, Inggris pada tahun 1981oleh Nicholas Bullen dan Miles Ratledge, dengan nama band awal Civil Defence. Band-band baru yang influenced dari mereka seperti : Catherdal, Carcass.
Read more...

Jumat, 28 Januari 2011

Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 (khususnya karya lagu)

Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 sebagai perbaikan dari Undang-Undang Hak Cipta Tahun 1982 mulai disosialisasikan. Musisi Indonesia dituntut lebih kreatif dan hati-hati dalam mengarang lagu.

Salah satu hal yang paling ditekankan dalam sosialisasi tersebut adalah hal baru yang disebut substantial part. ”Yaitu, bagian terpenting dalam musik yang pernah dikenal orang,” jelas James F. Sundah, musisi senior sekaligus ketua bidang teknologi informasi dan apresiasi seni PAPPRI. Substantial part mempertegas batasan sebuah lagu dikatakan plagiat atau tidak. Sebelumnya, kata James, sebuah lagu dikatakan plagiat alias menyontek jika memiliki kesamaan dengan lagu lainnya sebanyak 8 bar.
”Tapi, dengan aturan baru ini, belum sampai satu bar pun, jika sudah terdengar seperti lagu milik orang lain, bisa dikatakan plagiat,” jelasnya.
Kesamaan itu bisa dalam bentuk lirik ataupun notasi musik. Dewan Hak Cipta lah yang paling berhak mengawasi jika terjadi pelanggaran tersebut. ”Dewan itu terdiri atas tokoh budaya, psikolog, antropolog, dan sebagainya. Jumlahnya ganjil sehingga saat terjadi voting, akan ada pihak yang dominan. Di Amerika Serikat sendiri jumlahnya antara 19 atau 21 orang,” papar pria kelahiran Semarang, 1 Desember 1955, itu.
Sejauh ini, banyak musisi –terutama industri musik di Indonesia– masih menganggap lagu contekan itu jika ada kesamaan 8 bar. Karena itu, tidak heran jika kebanyakan lagu yang beredar sekarang memiliki kesamaan. ”Sebab, mereka pikir, ada kesamaan sampai tujuh bar saja bukan masalah,” ujarnya.
Alasannya, lagu yang ditiru tersebut komersial. Padahal, menurut James, hal tersebut berdampak negatif pada kualitas dan kreativitas musisi di Indonesia. Itu pula yang menjadi salah satu penyebab musik Indonesia belum bisa diterima masyarakat internasional.
”Sulit kita pasarkan lagu kita ke dunia. Sebab mereka bilang, ’Kok lagunya mirip Muse, mirip U2, mirip Queen, mirip lagu dari negara ini, itu’,” jelas pria kurus berambut gondrong itu.
Oleh beberapa musisi Indonesia, tidak hanya musik dari luar negeri yang notasi dan liriknya ditiru. Sesama musisi Indonesia pun banyak kesamaan. ”Walau begitu, ada juga lagu baru yang benar-benar orisinal, tidak menyontek,” ujarnya.
James menegaskan, pihaknya sedang tidak menyindir atau hendak menghukum siapa-siapa. Hanya, menurut dia, perlu disosialisasikan aturan dari Undang-Undang Hak Cipta terbaru itu, khususnya pada bagian substantial part. ”Bukan hanya tentang lirik dan notasi, tapi juga judul lagu,” imbuhnya.
Menurut James, UU terdahulu mengacu kepada hukum di Belanda yang dibuat pada 1925. Padahal, di Belanda sendiri aturan itu sudah diganti. ”Jika tetap terjadi plagiat, pelakunya akan disidang di Pengadilan Niaga,” tuturnya.
Di Inggris, kata James, contoh ketegasan kepada plagiator lagu sudah terjadi sekitar 1968 ketika The Beatles bubar. George Harrison, salah seorang personelnya, kemudian merilis lagu yang kemudian digugat musisi dari kota kecil. ”Pada akhirnya, Harrison dinyatakan bersalah oleh pengadilan tinggi, meskipun sebelumnya pengadilan rendah memenangkannya,” kisah James.
Read more...

DAMPAK MUSIK POP SEKARANG PADA MASYARAKAT INDONESIA

DAMPAK MUSIK POP SEKARANG PADA MASYARAKAT INDONESIA
- Rapuh
- Tidak punya pendirian
- Tidak punya kreativitas
- Suka merebut hak orang
- Mudah menangis (cengeng)
- Mudah putus asa
- Mudah Strees
- Bunuh diri
- Masa Depan suram
- Semakin tidak mengerti hal musik yg sesungguhnya
- Menjadi orang yang sok tahu
- Sombong
- Hidup tidak punya arti
- Menjadi orang yang fanatik
- Gak punya mimpi
- Bisa Suka sesama jenis (?)
Read more...

PLAGIATOR INDONESIA

Video Clip:
- Aura Kasih feat. Aliya Sachi - Jangan Bilang Siapa Siapa (http://www.youtube.com/watch?v=Scuhv4O3yjI) MENJIPLAK HABIS VIDEO CLIP - Aly & AJ - Potential Breakup Song (http://www.youtube.com/watch?v=bqpA5Acc8-c)
Miripnya gak tanggung-tanggung.
Lagu:
- Vierra (Bersamamu) => Westlife (Close) - http://www.4shared.com/file/115882906/cd9404f7/Vierra_bersamamu_FTWestlife_close_.html?s=1
- Vierra (No) => Blink 182 (Man Overboards) - http://www.indowebster.com/Vierra_No_by_wwwtingmp3blogspotcom_.html
- Peterpan (Di Atas Normal) => Muse (Jimmy Cane) - (http://www.youtube.com/watch?v=g1uOqfka00M)
- Dewa 19 (Arjuna) => The Police (Roxanne) - http://www.indowebster.com/plagiat_.html
- Intan RJ (Iri) => T.A.T.U (All About Us)
- The Changcutters (Pria Idaman Wanita) => Rolling Stones (Not Fade Away) - (http://www.youtube.com/watch?v=DawLQ_Z3vDU&feature=related)
- Aura Kasih (Mari Bercinta) => Eve Feat Sean Paul (Give It To You) - (http://www.youtube.com/watch?v=2UltJ-lyCl4)
- Domino (Siapa Yang Pantas) => Muse (Starlight) - http://www.4shared.com/file/115898981/c9f4d288/Domino_feat_Muse_-_Siapa_yang_Pantas_-_Starlight.html?s=1
- Hello Band (Pejuang Cinta) => Maroon 5 (Makes Me Wonder)
- Hello Band (Nuansa Kota) => Maroon 5 (This Love Dan Can't Stop)
- Hello Band (Perpisahan Ini) => Maroon 5 (Nothing Last Forever)
- Killing Me Inside (Tanpa Dirimu) - http://www.indowebster.com/killing_me_insidetanpa_dirimu.html => Bullet For My Valentine (Hearts Burst Into Fire) - http://www.indowebster.com/Bullet_For_My_Valentine_Hearts_Burst_Into_Fire__2.html
- Pee Wee Gaskins (Berdiri Terinjak) - http://www.indowebster.com/Pee_Wee_Gaskins_Berdiri_Terinjak_2K9_Feat_Saski.html => Sum 41 (Hyper Insomnia) - http://www.4shared.com/file/54461068/19b95765/sum_41_-__hyper_insomnia.html?s=1
- Vierra (Dengarkan Curhatku) => Lostprophets (Rooftops) - http://www.4shared.com/file/121206446/c5698ea0/Vierra_feat_Lostprophets.html?s=1
- Vierra (Perih) => Ayumi Hamasaki (Day Break) - http://www.youtube.com/watch?v=-2kJDmgmGg8
- Mulan Jameela (Makhluk Tuhan Paling Seksi) => Muse (Time Is Running Out)
- Dhani & Chrisye (Jika Surga Dan Neraka) => Stephen Simmonds (Tears Never Dry) - (http://www.youtube.com/watch?v=uwkh-tmjhzY)
- Andra & The Backbone (Sempurna) => 白い色は恋人の色 - "W"(Double-U). Shiroi iro wa Koibito no Iro (http://www.youtube.com/watch?v=DxO7cenmu1Y)
- Dewi Sandra ( I Love You) => Lovin' You - Anna Tsuchiya (http://www.youtube.com/watch?v=c__Plw7q5Hw&feature=related)
- Kangen Band (Usai Sudah) => Iron Maiden (Afraid To Shoot Stranger)
- Joeniar Arief (Rapuh) => Leona Lewis (Bleeding Love) - (http://www.youtube.com/watch?v=4W5dYw1eQuM)
- Angkasa (Jangan Pernah Selingkuh) => Starsailor (Poor Misguided Fool)
- Gita Gutawa (Doo Be Doo) => Freshly Ground (Doo Be Doo) - (http://www.youtube.com/watch?v=kLuSyqMlm_U)
- Dewa (Pangeran Cinta) => Led Zeppelin (Immigrant Song) - (http://www.youtube.com/watch?v=d81ovrP82S8)
- Dewa (Hadapi Dengan Senyum) => Queen (Let Us Cling Together)
- Sheila On 7 (Anugerah Terindah …) => Cat Stevens (Father & Son)
- Dewa (Satu Sisi) => Duran-Duran (Save A Prayer)
- J-Rocks (Hampir Semua Lagunya) => Lagu-lagu L’Arc~en~Ciel
- Melly (Demikianlah) => Blink 182 (First Date)
- Melly (Dunia Milik Berdua) => Avril Lavigne (Sk8er Boi)
- Melly (Ku Bahagia) => Shades Apart (Stranger By The Day)
- Melly (Tak Tahan Lagi) => T.A.T.U (Not Gonna Get Us)
- Radja (Jujur) => The Radios (Teardrops)
- Radja (Tulus) => Stevie Wonder (Lately)
- Saint Loco (Microphone Anthem) => RUN DMC (Me Myself And Microphone)
- T-Five (MIRc) => House Of Pain (Jump Around)
kapan majunya musik indonesia klo masih tetap
seperti ini ?
Sumber: Forum Kick Andy

NEW:
1. The Changcutters
- MAIN SERONG: Video klipnya punya Beastie Boys nih Link nya http://www.youtube.com/watch?v=H4PN7Xbexq4
Musiknya Punya Stevie Ray Vaughan & Dick Dale Nih Linknya http://www.youtube.com/watch?v=GWw55XhTehg
payah bener.

-The Changcutters (Pria Idaman Wanita) => Rolling Stones (Not Fade Away) - (http://www.youtube.com/watch?v=DawLQ_Z3vDU&feature=related)

- The Changcutters (Hijrah Ke London) => The Cure (Boys Don't Cry) - (http://www.indowebster.com/The_Cure_Boys_Dont_Cry__2.html)

2. Ahmad Dhani
- Persembahan dari surga, bagian intronya sama dengan intro coldplay shiver Dulu Coldplay indie label. Dhani mungkin nggak ngira kalau ternyata Coldplay jadi ngetop sekarang.

- Coda nya petuah bijak sama banget dengan under preasurenya Queen

- Kita tidak sedang bercinta lagi sama banget dengan Who do you give your love to (lupa lagunya siapa)

- Bagian lead satu hati sama dengan intro Metropolis nya Dream Theater

- Pangeran cinta sama dengan immigrant song nya Led Zeppelin

- Kosong sama dengan jeaolusynya Queen

- Munajat Cinta, sebagian musiknya persis sekali dengan lagu instrumen John Petrucci yang berjudul State of Grace.

- Cintaku tertinggal di Malaysia jiplakan Ruthless Queenâ dari grup Kayak (band dari Belanda).

- Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada sama dengan Tears Never Dry nya Stephen Simmonds.

PROJECT NYA:
1. MAHA DEWI (SUMPAH I LOVE YOU) - FINCH (LETTERS TO YOU)
2. MULAN JAMEELA (MAKHLUK TUHAN PALING SEKSI) - MUSE (TIME IS RUNNING OUT)

D'masiv...
1. Cinta Ini Membunuhku = I Don't Love You - My Chemical Romance
2. Diam Tanpa Kata = Awakening - Switchfoot
3. Dan Kamu = Head Over Heels (in This Life) - Switchfoot
4. Cinta Sampai di Sini = Into The Sun - Lifehouse Dan Bo Bice - hold on to me (http://www.indowebster.com/hold_on_to_me_bo_bice.html)
5. Sebelah Mata = The Take Over, The Break's Over - Fall Out Boy(Intro) Dan Camisado - Panic At The Disco(Reff)
6. Dilema = Soldier's Poem - Muse
7. Tak Pernah Rela = Is It Any Wonder - Keane
8. Lukaku = Drive - Incubus
9. Tak Bisa Hidup Tanpamu = I Don't Love You - My Chemical Romance(Intro Pertama Gitar I Don't Love You - My Chemical Romance Yg Sebelum Masuk Drum Dan Itu Intro Ditaruh Di Pertengahan Lagu Tak Bisa Hidup Tanpamu 'Coba Deh Dengerin')
10. Merindukanmu = The Man Who Can't Be Moved - The Script (Intro Gitar The Script Mirip Sama Merindukanmu) - http://www.indowebster.com/The_Scripts_The_Man_Who_Cannt_Be_Moved.html

VIDEO CLIP...!!!
11. Cinta Ini Membunuhku = Stars - Switchfoot(Video Clip Cinta Ini Membunuhku Jiplak Video Clip Stars - Switchfoot Karna Video Clipnya Sama-Sama Main Di Dalam Air 'Gw Aja Baru Tahu Pas Lihat Video Clip Stars - Switchfoot Di O Channel') - http://www.youtube.com/watch?v=D8s-R5tPZ78
12. Cinta Sampai Disini = I Don't Love You - My Chemical Romance(Video Clip Cinta Sampai Disini Jiplak Video Clip I Don't Love You - My Chemical Romance 'Coba Aja Bandingin, Pasti MCRmy Bisa Menilai')
13. Mohon Ampun Aku = Untitled - Simple Plan (Alur Cerita Di Video Clip D'masiv Dan Simple Plan Mirip Semua) - (Simple Plan - http://www.youtube.com/watch?v=77pQPqFkBgw) dan (D'masiv - http://www.youtube.com/watch?v=IIKrcjGLp3g)

COVER ALBUM...!!!
14. Cover Album d'Masiv Jiplak Cover Album Aerosmith (Lihat Aja Buktinya Di Foto Album Group Ini)

STYLE...!!!
15. Ciri Khas Salam 5 Jari d'Masiv Jiplak The Academy Is
16. Gaya Hentakkan Kaki Rian Waktu Manggung, Meniru Vokalis Fall Out Boy - Patrick Stump

NAMA BAND...!!!
17. Ups... Lupa Kalau Nama Bandnya Juga Jiplak D'MASIV=MASSIVE ('MASSIVE terdapat dalam lagu MUSE - super MASSIVE black hole' Massive artinya 'Sesuatu yg Besar') Ada Yg Nyadar Gk...?
18. d'Masiv - Jangan Menyerah Nyontek Muse - Falling Away With You
Read more...

Kamis, 27 Januari 2011

Daftar Musisi Indonesia yang Plagiat

Ketika membaca Kick Andy Forum di kickandy.com, saya sempat membaca surat dari Leo, tentang plagiat yang dilakukan oleh musisi di negeri ini. Surat tersebut tertangal 07-10-2008 yang berjudul “Tolong Dengarkan Keluhan Kami”.


Jika memang benar seperti yang dituliskan Leo, betapa ‘bodohnya’ musisi kita yang telah melakukan plagiat di bidang musik. Yang lebih mengejutkan ternyata lagu-lagu yang mirip dengan lagu di beberapa negara dijiplak oleh musisi dan grup band ternama, seperti Potret, Sheila On 7, Melly Goeslow, Radja…. banyak dech.
Untuk lebih rincinya, saya lampirkan surat dari Leo tersebut yang saya kutip dari www.kickandy.com
nih gw ada sdikit data ttg lgu2 indo yg plagiat lgu asing (courtesy of amed) :
- Ari Lasso (Tulus) => Bryan Adams (When You Love Someone)
- BIP (1000 Puisi) => U2 (I Still Haven’t Found What I’m Looking For)
- Boomerang (Gadis Extravaganza) => Guns N Roses (Welcome To The Jungle)
- Caffeine (Tiara) => U2 (Stay)
- Dewa (Arjuna Mencari Cinta) => U2 (I Still Haven’t Found What I’m Looking For) + The Police (Roxanne)
- Dewa (Pangeran Cinta) => Led Zeppelin (Immigrant Song)
- Dewa (Hadapi Dengan Senyum) => Queen (Let Us Cling Together)
- Ratu (Lelaki Buaya Darat) => Chantal Kreviazuk (Another Small Adventure)
- Sheila On 7 (Anugerah Terindah …) => Cat Stevens (Father & Son)
- Sheila On 7 (Karna Aku Setia) => Oasis ((What’s The Story) Morning Glory)
- Sheila On 7 (Kita) => Blur (Coffee & TV)
- Sheila On 7 (Percayakan Padaku) => The Beatles (Blackbird)
- Sheila On 7 (Saat Aku Lanjut Usia) => The Beatles (When I’m Sixty Four)
- Sheila On 7 (Seandainya) => Blur (No Distance Left To Run)
- Sheila On 7 (Temani Aku) => Oasis (She’s Electric)
- Sheila On 7 (Tunggu Aku Di Jakarta) => Oasis (Champagne Supernova)
- Syahrul Gunawan (LUPA JUDULNYA) => All 4 One (Smile Like Monalisa)
- Titi DJ (Bahasa Kalbu) => Nikka Costa (First Love)
- Titi DJ (Sang Dewi) => Garbage (The World Is Not Enough)
- Anda (Tentang Seseorang) => Coldplay (Don’t Panic)
- Bondan (Bunga) => Mel C (Never Be The Same Again)
- Caffeine (Hidupku Kan Damaikan Hatimu) => Saigon Kick (I Love U)
- Diah Iskandar (Surat Undangan) => The Jackson Five (I’ll Be There)
- Dewa (Satu Sisi) => Duran-Duran (Save A Prayer)
- Dhani & Chrisye (Jika Surga Dan Neraka) => Portishead (Glorybox)
- Element (Kupersembahkan Nirwana) => Theme 007
- Glenn Fredly (Cinta Silver) => Bachelor Number One (Dream I’m In)
- J-Rocks (Hampir Semua Lagunya) => Lagu-lagu L’Arc~en~Ciel
- Krisdayanti (Cobalah Untuk Setia) => Penny Taylor (Total Eclipse Of My Heart)
- Melly (Ada Apa Dengan Cinta => Mono (Life In Mono)
- Melly (Demikianlah) => Blink 182 (First Date)
- Melly (Dunia Milik Berdua) => Avril Lavigne (Sk8er Boi)
- Melly (Ku Bahagia) => Shades Apart (Stranger By The Day)
- Melly (Tak Tahan Lagi) => T.A.T.U (Not Gonna Get Us)
- Pas Band (Biarlah & Kumerindu) => The Nixons (Sister)
- Peterpan (Ada Apa Denganmu) => U2 (Bad) & Simple Plan (Every Time)
- Peterpan (Di Atas Normal) => Muse (Jimmy Cane)
- Potret (17 tahun) => The Cardigans (Carnival)
- Potret (Bagaikan Langit) => Weezer (The Good Life)
- Potret (Diam) => Weezer (Say It Ain’t So)
- Potret (Jadi Kekasihku (?)) => Ligthning Seeds (Lucky You)
- Potret (Mak Comblang) => Supergrass (Alright)
- Radja (Jujur) => The Radios (Teardrops)
- Radja (Tulus) => Stevie Wonder (Lately)
- Saint Loco (Microphone Anthem) => RUN DMC (Me Myself And Microphone)
- Seurieus (Rocker Juga Manusia) => Queensryche (Silent Lucidity)
- Sheila On 7 (Berhenti Berharap) => Steel Heart (Mama Don’t Cry)
- Slank (Bim-Bim Jangan Nangis) => Lagunya Rolling Stone (lupa judulnya)
- T-Five (MIRc) => House Of Pain (Jump Around)
kpn maju’a musik indonesia klo msh tetap seperti ini ?
Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.
Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
• Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain.
• Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya.

Posted by jelprison (http://kampungrison.wordpress.com/)

 
Read more...

10 Vokalis Rock Terhebat Sepanjang Masa

1. ELVIS PRESLEY


ELVIS AARON PRESLEY (8 Januari 1935–16 Agustus 1977) adalah seorang penyanyi rock ‘n’ roll legendaris Amerika Serikat. Ia juga adalah seorang produser musik dan aktor. Julukannya adalah “THE KING OF ROCK N ROLL”. Berkat lagu-lagunya yang memadukan irama rock ‘n’ roll dengan lagu-lagu ballad, dunia rock ‘n’ roll memperoleh fondasi komersial yang selanjutnya dapat dikembangkan musisi rock ‘n’ roll penerusnya. Pada masa kejayaannya, konser-konser Elvis dihadiri massa (kebanyakan remaja) dalam jumlah yang sangat besar. Gaya, sifat, serta cara berpakaiannya menjadi simbol bagi musik rock ‘n’ roll dan banyak ditiru penggemarnya. Hingga saat ini Elvis masih dipercaya oleh penggemar beratnya bahwa Ia belom mati alias masih hidup, hanya saja entah dimana keberadaannya.

2. JOHN LENNON
John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salah satu himne perdamaian dunia.
Lennon juga menunjukkan sifatnya yang PEMBERONTAK dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.

3. Mick Jagger
Sir Michael Philip "Mick" Jagger (lahir 26 Juli 1943; umur 66 tahun) adalah musikus rock, aktor, penulis lagu, produser, serta pengusaha berkebangsaan Inggris. Ia terutama dikenal sebagai vokalis utama grup musik The Rolling Stones.
The Rolling Stones dimulai pada awal 1960-an sebagai band rhythm and blues dengan Jagger sebagai vokalis. Jagger dan gitaris Keith Richards mengembangkan kemitraan dan pada pertengahan tahun 1960-an kelompok telah berkembang menjadi band rock besar. Sering konflik dengan pihak berwenang, termasuk dugaan penggunaan narkoba, dan keterlibatan romantis memastikan bahwa Jagger selama ini tidak pernah jauh dari berita utama.
Jagger juga dikenal karena perkawinan high profile dengan Bianca De Macías dan kemudian ke Jerry Hall. Tahun 1980-an Jagger merilis album solo pertama. Ia dianugerahi gelar kebangsawanan pada 2003.

4. FREDDIE MERCURY
Freddie Mercury adalah vokalis grup musik rock Queen asal Britania Raya.
Mercury lahir pada 5 September 1946, di Stone Town, Zanzibar (Sekarang termasuk wilayah Tanzania, Afrika Timur). Nama aslinya ialah Farrokh Bulsara. Kawan-kawannya menjulukinya "Freddie". Akhirnya keluarganya memanggilnya Freddie juga.
Ia terlahir dari keluarga keturunan Parsi India (Zoroastrian). Orang tuanya adalah seorang Diplomat yang selalu berpindah-pindah, hingga akhirnya menjadikan Zanzibar sebagai tempat kelahiran Freddie Mercury. Menjelang remaja mereka hijrah ke Inggris dan akhirnya mereka menetap di sana.
Dalam dunia musik internasional, nama Freddie Mercury adalah salah satu Legenda musik Rock. Karya-karyanya termasuk musik abadi yang dapat didengar segala usia.
Menurut May, Mercury musisi yang berbakat sekaligus eksentrik. Freddie menulis lagu dengan kunci-kunci yang aneh. Kebanyakan band rock memainkan kunci A atau E, dan bisa D atau G, lain dengan musik Freddie yang mempunyai struktur chord yang aneh dan susah dimainkan dengan gitar.
Grup musik Queen yang beranggotakan Freddie Mercury, Brian May, John Deacon dan Roger Taylor, pernah dinobati oleh majalah Rolling Stone, sebagai satu-satunya grup musik rock yang seluruh anggotanya bergelar Sarjana.

5. KURT COBAIN
Kurt Donald Cobain (20 Februari 1967 – ± 5 April 1994) adalah penyanyi, penulis lagu dan gitaris dalam band grunge dari Seattle, Nirvana. Dengan suksesnya band ini, Cobain menjadi selebriti nasional dan internasional, suatu posisi yang disandangnya dengan berat hati. Dia juga dianggap sebagai ‘SANG PENDOBRAK KEMAPANAN”.
Pada 1991, melejitnya lagu Cobain yang paling terkenal, Smells Like Teen Spirit, menandai bermulanya perubahan besar dalam musik pop dari jenis musik yang populer di tahun 1980-an seperti glam metal, arena rock, dan dance-pop, kepada grunge dan alternative rock.
Selain itu lagu-lagu tulisan Cobain lainnya misalnya About a Girl, Come as You Are, In Bloom, Lithium, Heart-Shaped Box, All Apologies, dan Rape Me.
Cobain menikah dengan Courtney Love pada 24 Februari 1992 di Waikiki Beach, Hawaii. Pada 18 Agustus, Frances Bean Cobain dilahirkan.
Pada 1 Maret 1994, setelah konser di München, Jerman, Cobain didiagnosa dengan bronchitis dan severe laryngitis. Ia diterbangkan ke Roma hari berikutnya untuk menjalani pengobatan, dan istrinya bergabung pada 3 Maret.
Pagi berikutnya, Love bangun dan menemukan Cobain sudah overdose dengan paduan dari champagne dan Rohypnol. Ia dilarikan ke rumah sakit dan setelah lima hari di sana diperbolehkan pulang. Karena masalah drugs ini, Cobain dimasukkan ke panti rehabilitasi pada tanggal 30 Maret. Pada malam 1 April, Cobain keluar untuk merokok dan kemudian kabur dari panti tersebut dengan memanjat pagar. Ia kemudian pergi ke Seattle dan menghilang.
Pada tanggal 3 April, Love menghubungi seorang private investigator, Tom Grant, dan menyewanya untuk menemukan Cobain. Pada tanggal 8 April 1994, jenazah Cobain ditemukan di sebuah ruangan di atas garasi rumahnya di Lake Washington oleh pegawai Veca Electric bernama Gary Smith. Otopsi kemudian memperkirakan Cobain tewas pada 5 April 1994.

6. JAMES MORRISON
JAMES DOUGLAS MORRISON(December 8, 1943 – July 3, 1971) adalah seorang penyanyi hebat, penulis puisi, penulis lagu, penulis, dan sutradara film. Dia paling dikenal sebagai penyanyi band THE DOORS, dan seluruh dunia mengengenangnya sebagai sosok yang paling KARISMATIK dan paling berpengaruh dalam sejarah musik dunia. Dia juga dikenal seorang penulis buku-buku/kumpulan puisi dan sutradara film pendek dan Dokumenter. Dengan The Doors, Morrison menelorkan 6 album yang semuanya mendapat sertifikat Platinum oleh RIAA.
Single mereka yang sempat nangkring di puncak tangga lagu adalah Light My Fire dan Hello, I Love You. Tidak kurang seorang Scott Weiland, vokalis STP dan Velvet Revolver dan Scott Stapp dari band Creed mengklaim dirinya terpengaruh ato terinspirasi dari Jim Marrison ini.

7. BONO
Paul David Hewson lahir 10 Mei 1960, nama julukannya BONO VOX, nama panggungnya Bono, adalah Vokalis utama dari kelompok musik rock Irlandia, U2. Sejak pertengahan 80-an Bono telah aktif menggalang dana lewat konser BAND AID dan tampil lagi pada konser LIVE AID dan LIVE 8. Semenjak 1999 ia semakin terlibat dalam melakukan kampanye penghapusan utang Dunia ketiga dan penderitaan AFRIKA. selain mengurusi Band-nya, Bono membentuk sebuah organisasi yang dinamai “DATA” yang merupakan singkatan dari Debt,Aids,Trade in Africa ( Utang , AIDS, Perdagangan di Afrika ). Fokus dari organisasi ini adalah membangkitkan kesadaran tentang apa yang diklaimnya sebagai utang afrika yang tidak dapat terbayar, Aids yang tak terkendali dan aturan-aturan perdagangan yang merugikan rakyat miskin benua itu. Pada Februari 2006, Bono tercatat di antara 191 orang yang dicalonkan untuk mendapatkan Hadiah Nobel untuk Perdamaian.
Dalam urusan bermusik Bono dan U2 benar-benar berada di puncak pas The Joshua Tree dirilis tahun 1987. Album ini merebut posisi nomor satu di daftar album terlaris Inggris dalam waktu sangat singkat, dan kemudian mulai merambah Amerika dan bertahan hingga sembilan pekan. Karena lagu andalannya benar-benar merajai, U2 sempat jadi laporan utama majalah Time dengan judul TIKET ROCK TERPANAS. Inilah kehormatan yang hanya didapat oleh dua band lain, The Beatles dan The Who.
Sekarang, sudah hampir 30 tahun berkarya, U2 ternyata masih berjaya sebagai salah satu band paling berpengaruh di dunia dan mendapat beragam penghargaan, termasuk 2 buah Grammy Awards.

8. W. Axl Rose
William Bruce Rose Jr lahir di Lafayette, Indiana, 6 Februari 1962; umur 47 tahun) adalah "lead vocals" Guns N' Roses band asal Los Angeles, California Amerika Serikat. Musisi yang lebih dikenal dengan nama Axl Rose selama ini dikenal sebagai pemimpin sekaligus pendiri Guns N' Roses (bersama Tracii Guns pada tahun 1985), sosok Axl ditubuh GNR begitu dominan, dia yang mengatur semua alur cerita setiap GNR "memulai pertualangannya".
Axl Rose mempunyai sifat otoriter, egois, dan dengan emosi yang meledak-ledak, tak jarang teman-teman sebandnya kena semprot "kebengisannya" Axl, dan oleh sebab itulah Guns N' Roses bubar karena teman sebandnya sudah tidak tahan lagi atas perilakuan Axl yang mau menang sendiri, ada yang mengundurkan diri, ada dipecat, dan ada juga yang keluar dikarenakan beda pendapat dengan Axl mengenai kemana selanjutnya arah music GNR.
Di Guns N' Roses, Axl yang juga pencipta dan penulis lagu, dia diberkahi kemampuan bisa merubah suaranya hingga 3X saat dia sedang bernyanyi dan dia juga bisa bernyanyi sambil berlari kesana-kemari. Sebuah ciri khas Axl dengan GNR-nya yang tak bisa digantikan vocalis manapun seandainya dia keluar dari band. Tapi bukan berarti dia saja yang terpenting ditubuh Guns N' Roses, ada satu lagi sosok yang terpenting di GNR, dia tak lain adalah sang gitaris GNR itu sendiri Slash. Menurut penggemar-penggemar "Guns N' Roses sama dengan Slash", tanpa Slash GNR sama seperti kehilangan "Guns-nya", dia lah warna GNR yg sesungguhnya dengan lantunan supernya dan dengan cara dia memainkan gitar.

9. Jon Bon Jovi
John Francis Bongiovi, Jr (lahir 2 Maret 1962), lebih dikenal sebagai Jon Bon Jovi, adalah seorang musisi penulis lagu dan aktor, yang terkenal sebagai vokalis dan pendiri band rock .Selama kariernya, ia telah merilis dua solo album dan sebelas album studio dengan band-nya yang telah terjual lebih dari 120 juta album di seluruh dunia.
Sebagai artis solo, ia telah banyak penghargaan untuk karyanya, termasuk Golden Globe. Ia dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dibidang Humaniora dari Universitas Monmouth pada tahun 2001. Dia juga berkampanye untuk Al Gore dalam pemilihan Presiden 2000, John Kerry dalam pemilihan Presiden 2004, dan Barack Obama dalam pemilihan Presiden 2008.
Jon menikahi Dorothea Hurley pada tanggal 29 April 1989 dan mempunyai 4 anak; Stephanie Rose (31 Mei 1993), Jesse James Louis (19 Februari 1995), Jacob Hurley (7 Mei 2002) dan Romeo Jon (29 Maret 2004).

10. JAMES HETFIELD
James Alan Hetfiled Lahir 3 August 1963, Downey, California adalah sang penulis lagu utama (bersama drummer Lars Ulrich dan terkadang guitarist Kirk Hammett), salah satu pendiri, vokalis and rhythm guitar dari band thrash/heavy metal Amerika…Metallica. Karena kehebatan dalam menciptakan lagu dan meramu musik cadas yang tetap enak didengar, ngga salah kalo Band-nya mendapat predikat THE KING OF HEAVY/THRASH METAL ngalahin band thrash sebelum dan sesudah mereka.
Ngga sedikit band-band baru yang jelas sangat terpengaruh dari musik dan juga gaya panggung Metallica. Tapi semua itu tidak menggoyahkan posisi mereka juga kehebatan James Hetfield dalam menghasilkan karya-karya baru. Karya-karya mereka terus diburu para penggemarnya, ngga heran bila hingga saat ini penjualan album-album lawas mereka masih saja laku bak kacang goreng seperti album Metallica-BLACK juga …and Justice For All.
Ketika ia tidak sedang konser, menulis lagu, di sela2 waktu senggang Hetfield menikmati berbagai kegiatan di luar ruangan termasuk berburu, skateboarding, snowboarding, air dan jet-ski; sketsa, bekerja di mengkustomisasi garasi mobil dan motor, mengawasi tim sepak bola favorit Oakland Raiders.
Selain dari kegiatan ini, Hetfield mengatakan ia sering bahagia menghabiskan waktu bersama istrinya Francesca dan tiga anak mereka
Read more...

Comments

HTML Comment Box is loading comments...