Senin, 21 Maret 2011

SOUND CHECK (Part #1)

Sound Check atau lazimnya kita menyebut cek sound adalah satu kegiatan yang dilakukan sebelum satu acara pertunjukan musik, seminar, pesta perkawinan dan lain sebagainya yang melibatkan seperangkat sound system dengan tujuan agar saat acara berlangsung, semua yang berhubungan dengan sound system sudah layak dengar sesuai dengan yang diharapkan.

Disini, kami akan membahas cek sound yang dilakukan pada satu acara pertunjukan musik (live show), dari skala kecil sampai besar, baik acara indoor maupun outdoor. Kami tekankan, kesuksesan dalam satu pagelaran musik tidaklah lepas dari satu aktivitas yang disebut cek sound.

Apa saja yang perlu dilakukan di aktivitas cek sound? Pada umumnya, cek sound diartikan kegiatan yang dilakukan satu grupband sebelum acara sesungguhnya dimulai. Padahal ini hanya salah satunya saja dalam satu kegiatan cek sound. Faktor yang berhubungan dengan aktivitas ini antara lain, faktor sumber daya manusia (Sound Engineer & cableman), kualitas perangkat suara (PA/Crossovers/Speakers/mixers/cables/Genset/plugs/mics), kualitas perangkat musik (drum/bass/guitar/keyboard/sound control), jalur instalasi suara (rute sound), luas gedung & kondisi akustiknya (indoor), luas area & bangunan sekitar (outdoor), estimasi jumlah penonton, wawasan pemusik hal sound dan faktor kelembaban udara.

Sound Engineer bukan hanya bertanggung jawab agar suara yang keluar ke penonton terdengar bersih, volume yang optimal dan pengaturan frekuensi yang tepat sehingga akan menghasilkan suara yang bernyawa (exciting), namun juga dituntut untuk memahami benar setiap warna sound dari masing-masing pengisi acara yang tampil di pementasan tersebut agar warna sound milik sang pengisi acara tetap tersampaikan presisi kepada pendengarnya. Jadi bukan sekedar bisa membuat sound out menjadi cemerlang saja.
Contoh kasus kegagalan seorang Sound Engineer/operator adalah merubah sumber sound awal (grupband) menjadi jauh lebih bagus, dan terlebih pihak grupband menyetujuinya dengan spontan. Walaupun seorang operator mixer induk mampu meramu sound out yang top banget, namun kesalahan fatal telah dibuatnya, yaitu mengabaikan karakteristik sound dari para grupband yang berlaga.

Cableman juga punya andil atas sukses-tidaknya di dalam suatu acara panggung hiburan musik. Kru kabel yang terdiri dari 2-4 orang inilah yang menyusun semua perangkat keras beserta jalur kabel-kabelnya serta memastikan bahwa semua yang sudah tertata benar-benar valid.

Dasar penyusunan seperangkat sound system (Sound reinforcement) baik yang menggunakan system sederhana maupun sampai melibatkan perangkat yang banyak dan rumit adalah sama, prinsipnya yakni :
1. Suara ditangkap oleh microphone/pick up dari sumbernya.
2. Microphone/pick up merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui kabel menuju mixer panggung.
3. Mixer panggung menerima signal suara melalui setiap kanalnya (channel) untuk di distribusikan ke monitor panggung dan ke mixer utama yang ditempatkan di area penonton (FOH/front of house) dengan menggunakan snake cable.
4. Mixer panggung menerima signal suara melalui setiap kanalnya (channel) untuk di mix dengan kanal-kanal yang lain.
5. Signal suara yang telah di mix (balance/equalize/efek lainnya) akan dikirim melalui kabel ke Cross Over (pemilah frekuensi signal high/mid/low).
6. Dari cross over akan dikirim ke Power amplifier.
7. Power amplifier akan menguatkan signal tersebut lalu mengirimnya ke Loudspeaker.
8. Loudspeaker merubah signal listrik tersebut menjadi getaran mekanis dari konus speaker dan getaran udara itulah menghasilkan suara.

Tidak ada komentar:

Comments

HTML Comment Box is loading comments...